Kontraindikasi dan Peringatan Botulinum Toxin Tipe A
Kontraindikasi toksin botulinum tipe A (Botox®) adalah pada pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap toksin botulinum tipe A dan komponen lain dalam sediaan. FDA memberikan peringatan penggunaan toksin botulinum tipe A yaitu efeknya dapat menyebar ke area otot sekitar lokasi injeksi.[5-7]
Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan toksin botulinum tipe A adalah:
- Hipersensitivitas
- Penyakit neuromuskular
- Infeksi di tempat suntikan
- Injeksi intradetrusor: Infeksi saluran kemih atau retensi urin[5]
Peringatan
Peringatan black box dari Food and Drug Administration (FDA) adalah terkait potensi penyebaran efek neuromuskular ke area sekitar injeksi.
Penyebaran Efek
Efek dari semua produk toksin botulinum dapat menyebar dari area injeksi. Gejala yang dapat ditimbulkan mencakup asthenia, kelemahan otot generalisata, diplopia, penglihatan kabur, ptosis, disfagia, disfonia, dysarthria, inkontinensia urine, dan kesulitan bernapas. Gejala dapat muncul beberapa jam hingga beberapa minggu setelah injeksi, dan disebut sebagai kejadian botulisme iatrogenik.
Kesulitan menelan dan bernapas dapat mengancam jiwa, dan kematian akibat efek ini telah dilaporkan. Risiko diduga lebih besar pada anak-anak yang dirawat karena spastisitas, tetapi juga dapat terjadi pada orang dewasa yang dirawat karena spastisitas dan kondisi lain, terutama pada pasien yang memiliki komorbiditas yang berpotensi memperburuk efek dari gejala-gejala ini.[5]
Ptosis
Hindari injeksi di dekat levator palpebra superior untuk meminimalisir risiko ptosis.[5]
Risiko pada Anak Cerebral Palsy
Pemberian pada anak dengan cerebral palsy perlu berhati-hati karena ada peningkatan risiko gangguan napas dan kematian.[5]
Pasien dengan Gangguan Neuromuskular
Pasien dengan gangguan neuromuskular harus dipantau saat diberikan toksin botulinum. Pasien dengan gangguan neuromuskular akan mengalami peningkatan risiko efek yang signifikan secara klinis, termasuk kelemahan otot umum, diplopia, ptosis, disfonia, dysarthria, disfagia berat, dan gangguan pernapasan.[5]
Reaksi Fatal pada Pasien Strabismus
Pada pasien dengan strabismus, dapat terjadi perdarahan retrobulbar dan gangguan sirkulasi retina.[5,7]
Efek pada Pasien dengan Overaktivitas Detrusor
Disrefleksia otonom yang terkait dengan injeksi intradetrusor dapat terjadi pada pasien yang dirawat karena overaktivitas detrusor terkait dengan kondisi neurologis.[5]
Pemberian pada Infeksi Saluran Kemih Rekuren
Penggunaan untuk pengobatan overactive bladder pada pasien yang menggunakan antibiotik secara kronis karena infeksi saluran kemih rekuren hanya boleh dipertimbangkan jika manfaatnya lebih besar daripada potensi risikonya.[5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini