Efek Samping dan Interaksi Obat Aspirin
Efek samping aspirin atau asam asetilsalisilat yang sering dilaporkan adalah gangguan saluran cerna. Selain itu, pada penggunaan dengan dosis lebih besar perlu diwaspadai efek samping perdarahan. Interaksi obat dengan aspirin dapat terjadi jika digunakan bersama dengan warfarin, phenytoin, sulfonilurea seperti glibenclamide, dan antihipertensi seperti captopril.[2,9]
Efek Samping
Efek samping aspirin sangat bergantung kepada dosis. Efek samping utama yang harus diwaspadai pada penggunaan aspirin adalah perdarahan dan toksisitas saluran cerna. Perdarahan dapat terjadi di mana saja karena obat ini memengaruhi agregasi platelet. Intoksikasi salisilat akibat aspirin juga dapat terjadi, namun lebih jarang dibandingkan pada kasus penggunaan asam salisilat.
- Gastrointestinal: dispepsia, perdarahan, ulserasi, perforasi, mual, muntah, pankreatitis, gastritis, melena, hematemesis, perdarahan gingiva
- Ginjal: nefritis interstisial, nekrosis papiler, insufisiensi dan kegagalan ginjal
- Hematologi: peningkatan kecenderungan perdarahan, anemia aplastik, agranulositosis, trombositopenia, disseminated intravascular coagulation, perdarahan antepartum dan postpartum
- Hipersensitivitas: reaksi anafilaksis, urtikaria, angioedema
- Dermatologi: ruam kulit, sindrom Stevens-Johnson, sindrom Lyell, eritema nodosum, eritema multiforme, purpura, gatal
- Hepar: peningkatan sementara enzim hati, hepatitis, sindrom Reye, insufisiensi hati[9]
Toksisitas Saluran Cerna
Toksisitas saluran cerna pada penggunaan aspirin terjadi karena pengaruh pada enzim siklooksigenase (COX), yaitu COX-1 dan COX-2. Enzim COX-1 memiliki peran penting dalam sitoproteksi sel epitel gaster, sementara COX-2 berperan dalam inflamasi. Aspirin dan mayoritas obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) menghambat kedua isoform ini sekaligus sehingga dapat menyebabkan toksisitas saluran cerna. Gejala yang timbul dapat berupa mual, muntah, nyeri ulu hati, dan perdarahan gastrointestinal.[2]
Aspirin-Exacerbated Respiratory Disease (AERD)
Kelainan ini merupakan reaksi pseudoalergi karena mirip alergi namun tidak dimediasi oleh IgE. Pada aspirin-exacerbated respiratory disease (AERD), pasien telah memiliki penyakit saluran pernapasan kronis sebelumnya dan dapat mengalami eksaserbasi dengan konsumsi aspirin. AERD mencakup tiga patologi, yaitu asthma, rinosinusitis kronis dengan poliposis nasal, serta reaksi berupa hidung tersumbat dan bronkokonstriksi yang muncul 20 menit hingga 3 jam setelah konsumsi aspirin. Prevalensi AERD adalah sekitar 7-14% pada penderita asthma dan 9-10% pada penderita polip nasal dan rinosinusitis.[16]
Interaksi Obat
Interaksi obat aspirin (asam asetilsalisilat) dapat terjadi ACE inhibitor, obat yang mengubah pH urine, antikoagulan, antikonvulsan, sulfonilurea, acetazolamide, dan methotrexate. Aspirin juga dipengaruhi oleh konsumsi alkohol, dimana alkohol meningkatkan kadar serum asam asetilsalisilat sebanyak 50%.[9]
ACE Inhibitor
Penggunaan aspirin dengan ACE inhibitor, seperti captopril, dapat mengurangi respons tekanan darah dan efek hiponatremik ACE inhibitor.[9]
Obat yang Mempengaruhi pH Urine
Obat-obatan yang menurunkan pH urine, seperti amfetamin, dapat menurunkan ekskresi salisilat. Sementara itu, obat-obatan yang menaikkan pH urine, seperti sodium sitrat, dapat meningkatkan ekskresi salisilat.[9]
Antikoagulan
Penggunaan aspirin dengan warfarin dan heparin akan meningkatkan risiko perdarahan.[9]
Antiplatelet
Penggunaan aspirin dengan antiplatelet, seperti clopidogrel, akan meningkatkan risiko perdarahan.
Antikonvulsan
Aspirin dapat menggantikan phenytoin dari situs pengikatannya, sehingga dapat menyebabkan penurunan konsentrasi phenytoin plasma total dengan peningkatan fraksi bebas.
Aspirin juga dapat menggantikan asam valproat dari tempat pengikatannya, sehingga dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi asam valproat plasma bebas dan peningkatan risiko perdarahan.[9]
Sulfonilurea
Penggunaan aspirin dapat meningkatkan efek hipoglikemik dari sulfonilurea seperti glibenclamide dan glimepiride.[9]
Acetazolamide
Penggunaan aspirin dengan acetazolamide akan meningkatkan risiko toksisitas aspirin dan acetazolamide.[9]
Methotrexate
Aspirin meningkatkan konsentrasi methotrexate plasma dengan menghambat klirens methotrexate ginjal yang menyebabkan toksisitas sumsum tulang, terutama pada pasien geriatri atau pasien dengan gangguan ginjal.[9]
Pyrazinamide
Penggunaan aspirin dengan pyrazinamide dapat mencegah atau mengurangi penurunan hiperurisemia terkait pyrazinamide.[9]
Tetrasiklin
Dapat terjadi penurunan penyerapan oral tetrasiklin bila diberikan dengan preparat aspirin yang mengandung kation divalen atau trivalen.[9]
Agen Urikosurik
Aspirin menurunkan efek agen urikosurik seperti probenecid dan sulfinpyrazone.[9]
Vaksin Varicella
Penggunaan aspirin dengan vaksin varicella diduga dapat meningkatkan risiko sindrom Reye.[9]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya