Pengawasan Klinis Propofol
Pengawasan klinis terhadap propofol harus dilakukan sebelum pemberian, selama pemberian, dan setelah pemberian, terutama apabila efek dari propofol disalahgunakan.
Riwayat Penyakit dan Usia
Pemberian propofol apabila tidak dilakukan pengawasan dengan benar dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa. Pada usia lanjut, konsentrasi propofol dalam darah yang dibutuhkan lebih rendah sehingga dosis pemberian harus disesuaikan. Pengawasan klinis juga penting pada pasien dengan dislipidemia karena sifat propofol yang lipofilik.[2,7]
Monitor Klinis dan Tanda Vital
Penggunaan propofol harus diawasi secara klinis parameter yang dinilai selama obat diberikan yaitu monitor fungsi jantung, mengukur tekanan darah, saturasi oksigen. Fungsi jantung yang dinilai ketat yaitu irama jantung baik di monitor maupun EKG serial. Volume dan warna urin dinilai untuk mengetahui fungsi ginjal dan mengetahui adanya tanda rabdomiolisis. Pada prosedur pemberian propofol, pastikan trolley emergency tersedia dalam jangkauan untuk mengantisipasi efek samping propofol seperti reaksi anafilaktik dan depresi pernafasan.[2,6]
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan analisis gas darah dilakukan terutama pada pasien MAC sedasi, karena salah satu efek samping jangka panjang penggunaan propofol yaitu toksisitas propofol. Selain itu pemeriksaan fungsi hepar dan fungsi ginjal juga dilakukan, hal ini berhubungan dengan proses metabolisme dan eliminasi propofol. Pengawasan yang dilakukan selama obat diberikan dan efek setelah obat dihentikan.[3,6]
Penanganan Komplikasi
Penanganan komplikasi terutama pada toksisitas propofol yaitu dilakukan evaluasi secara berkala, apabila didapatkan tanda-tanda toksisitas propofol, propofol harus diberhentikan secara bertahap, apabila masih dibutuhkan sedasi pada pasien dapat diganti dengan agen anestesi golongan lain. Koreksi elektrolit dan asidosis dilakukan.
Pemantauan terhadap irama jantung secara ketat, apabila masih terjadi bradikardi dapat dilakukan pemasangan pacing. Hindari penghentian obat secara langsung, penghentian secara langsung dapat menyebabkan pasien bangun secara tiba-tiba, ansietas, agitasi, dan perlawanan terhadap ventilasi mekanik. Kurangi dosis secara perlahan, sehingga pasien bisa bangun dengan perlahan.[2,3,5]