Farmakologi Semaglutide
Farmakologi semaglutide bekerja untuk menurunkan efek inkretin, meningkatkan pelepasan glucose-dependent insulin dari pankreas, menunda pelepasan glukagon, mengatur asupan makanan, dan menunda pengosongan lambung.[6,9,10]
Penurunan Sensitivitas GLP-1 pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Glucagon-like peptide-1 (GLP-1) merupakan hormon inkretin yang disekresi melalui sel K dari usus halus dan sel L dari distal ileum dan kolon, beberapa menit setelah ada asupan nutrisi. GLP-1 berikatan dengan GIP reseptor untuk mengaktifkan sel-beta dari pankreas islet.
Hal tersebut mengakibatkan sekresi insulin sesuai dengan asupan glukosa oral (glucose-dependent stimulatory effect) dan menghambat pelepasan sekresi glukagon dari pankreas islet. Berbagai literatur telah mengungkapkan adanya penurunan sensitivitas GLP-1 pada penderita diabetes melitus tipe 2 (DM2T).[6,9,10]
Beberapa efek dari GLP-1 adalah memperlambat pengosongan lambung dan menghambat sekresi glukagon yang bergantung pada glukosa. Stimulasi reseptor GLP-1 juga meningkatkan rasa kenyang yang berefek pada penurunan berat badan.[10]
Semaglutide sebagai GLP-1 Agonist
Semaglutide masuk ke dalam antidiabetes jenis glucagon-like peptide-1 agonist (GLP-1 RAs). GLP-1 RAs menurunkan gula darah melalui beberapa mekanisme, yaitu menurunkan produksi glukagon dan penundaan pengosongan lambung.
Penurunan Produksi Glukosa
Semaglutide (GLP-1 RAs) menurunkan sekresi glukagon dengan cara supresi sintesis glukosa di hepar, menurunkan kebutuhan insulin, dan memperbaiki kontrol glukosa. GLP-1RAs mempengaruhi metabolisme glukosa perifer melalui reseptor GLP-1 di sistem saraf pusat. Hal tersebut dilakukan berdasarkan glucose-dependent manner.[1,10]
Penundaan Pengosongan Lambung (Gastric Emptying)
Mekanisme gastric emptying dilakukan dengan cara menghambat sekresi asam lambung akibat stimulasi asupan makanan. Reseptor GLP-1 di sistem saraf pusat dan serat vagus aferen mengirimkan informasi sensorik ke batang otak memediasi efek penghambatan ini. Hal ini menyebabkan penundaan pengosongan lambung awal post prandial, sehingga glukosa akan menurun saat tubuh fase postprandial.[1,10]
Farmakokinetik
Kadar semaglutide pada plasma terdeteksi sesuai dengan dosis yang diberikan (dose dependent). Pada sebuah penelitian yang membandingkan farmakokinetik semaglutide pada ras Asia dan Kaukasia, didapatkan tidak ada perbedaan kadar semaglutide pada dosis semaglutide yang sama.[6]
Absorpsi
Bioavailabilitas semaglutide injeksi mencapai 89%, dengan konsentrasi maksimum plasma tertinggi dalam 1‒3 hari pasca injeksi. Konsentrasi plasma pada pemberian teratur semaglutide mencapai 65 ng/mL pada dosis 0,5 mg/minggu, dan 123 ng/mL dosis 1 mg/minggu. Lokasi injeksi tidak mempengaruhi kadar plasma semaglutide dalam tubuh.[1,5]
Untuk semaglutide oral, bioavailabilitas 0,4‒1% dengan konsentrasi plasma tercapai dalam 1 jam. Konsentrasi plasma semaglutide mencapai 6,7 nmol/L dosis 7 mg/hari, dan 14,6 nmol/L dosis 14 mg/hari.[5,11]
Distribusi
Semaglutide injeksi berikatan erat dengan plasma albumin (>99%). Volume distribusi mencapai 12,5 L. Sementara, semaglutide oral berikatan erat dengan plasma albumin. Volume distribusi mencapai 8 L.[1,5,11]
Metabolisme
Metabolisme semaglutide injeksi maupun oral melalui beta oksidasi asam lemak dan pembelahan proteolitik peptide backbone. Metabolisme obat ini tidak terbatas pada organ tertentu.[1,5,11]
Eliminasi
Klirens semaglutide diperkirakan 0,05 L/jam untuk injeksi dan 0,04 L/jam untuk oral. Eliminasi waktu-paruh semaglutide dalam tubuh diperkirakan dalam jangka satu minggu. Kadar semaglutide injeksi akan ditemukan dalam sirkulasi selama 5 minggu pasca injeksi terakhir.[1,11]
Rute utama ekskresi dari semaglutide melalui urin dan feses. Sebanyak 3% ditemukan dalam bentuk awal semaglutide.[1,5,11]