Efek Samping dan Interaksi Obat Kalsium Glukonat
Efek samping yang perlu diwaspadai saat memberikan kalsium glukonat adalah reaksi lokal akibat peningkatan kadar kalsium, hiperkalsemia, dan keracunan aluminium. Kalsium glukonat memiliki interaksi dengan digoxin, beberapa jenis antibiotik, diuretik, dan estrogen.
Efek Samping
Kalsium glukonat memiliki efek samping lokal dan sistemik.
Ketika diberikan melalui intravena, kalsium glukonat dapat meningkatkan kadar kalsium jaringan secara transien, sehingga terbentuk deposit kalsium di bawah kulit. Deposit ini dapat mengiritasi jaringan sekitar dan bermanifestasi sebagai papul, plak, atau nodul yang disertai dengan kemerahan, pembengkakan, atau indurasi. Deposit ini juga dapat menimbulkan nekrosis, ulserasi, atau infeksi sekunder. [1]
Pemberian kalsium glukonat juga dapat menimbulkan efek samping sistemik berupa hiperkalsemia. Efek samping ini lebih sering timbul pada pasien dengan gangguan ginjal, pasien yang mendapatkan terapi vitamin D, pasien dengan gangguan elektrolit, dan pasien yang mengalami imobilitas dalam jangka waktu lama. Pasien yang mengalami hiperkalsemia akan menunjukkan gejala berupa konstipasi, mual, muntah, anoreksia, hipertensi, dan poliuria. Pada kondisi yang berat, hiperkalsemia dapat menimbulkan penurunan kesadaran sampai koma. Penumpukkan kalsium dalam jangka waktu lama juga dapat menimbulkan batu ginjal. [1,8]
Sediaan kalsium glukonat juga mengandung aluminium, sehingga pasien yang mendapatkan obat ini dapat mengalami efek samping berupa keracunan aluminium. Alumunium yang menumpuk akan mengganggu sistem saraf pusat dan tulang. Efek samping ini lebih sering ditemukan pada pasien dengan gangguan ginjal dan neonatus prematur yang menerima alumunium dengan laju lebih dari 4–5 mcg/kg/hari. [1]
Tabel 2. Efek Samping Kalsium Glukonat
Sistem Organ | Efek Samping |
Kulit | Nekrosis |
Kardiovaskular | Bradiaritmia, henti jantung, aritmia jantung, infark miokard, vasodilatasi |
Gastrointestinal | Rasa aneh di mulut, konstipasi, flatulens, pembesaran abdomen |
Ginjal | Urolitiasis |
Reproduksi | Kanker prostat |
Neurologi | Kesemutan, sinkop |
Interaksi Obat
Kalsium glukonat memiliki interaksi dengan berbagai jenis obat, terutama obat-obatan yang juga dapat meningkatkan kadar kalsium dalam darah. Beberapa obat seperti digitalis dan ceftriaxone dikontraindikasikan untuk digunakan bersamaan dengan kalsium glukonat, karena memiliki efek samping yang fatal.
Penggunaan kalsium glukonat dengan digoxin dapat meningkatkan risiko kardiotoksisitas. Penggunaan bersama ceftriaxone dapat menimbulkan presipitasi kalsium.
Interaksi kalsium glukonat juga dapat menurunkan konsentrasi obat lain, misalnya jika digunakan bersamaan dengan ketoconazole, norfloxacin, moxifloxacin, ofloxacin, tetrasiklin, phenytoin, dan sukralfat.
Penggunaan dengan natrium polistiren sulfonat meningkatkan risiko alkalosis. Sementara itu, penggunaan dengan diuretik tiazid dan estrogen meningkatkan risiko hiperkalsemia.
Penggunaan kalsium glukonat juga bisa menurunkan efikasi penghambat neuromuskular seperti atrakurium. [1,9]
Tabel 3. Interaksi Obat Lain dengan Kalsium Glukonat
Interaksi | Obat |
Meningkatkan risiko kardiotoksisitas (aritmia jantung) | Digitalis (digoksin) |
Menimbulkan presipitasi kalsium | Ceftriaxone |
Menurunkan konsenstrasi obat lain | Eltrombopag, elvitegravir, ketoconazole, akalabrutinib, vismodegib, dolutegravir, baloksavir, delafloxacin, moxifloxacin, norfloxacin, ofloxacin, tetrasiklin, estramustin, ethotoin, phenytoin, sukralfat |
Meningkatkan risiko alkalosis | Natrium polistiren sulfonat |
Meningkatkan risiko hiperkalsemia | Diuretik tiazid, estrogen |
Menurunkan efikasi penghambat neuromuskular | Atrakurium |
Untuk meminimalisir interaksi dengan obat-obatan yang absorpsinya terhambat oleh kalsium glukonat, pemberian dapat dilakukan 2 jam sebelum atau 6 jam setelah pemberian kalsium glukonat. Pemberian obat-obat yang berisiko menimbulkan hiperkalsemia, memerlukan pemantauan kadar kalsium berkala. [1,9]