Farmakologi Hydroxychloroquine
Farmakologi hydroxychloroquine atau hidroksiklorokuin bekerja melalui beberapa mekanisme, di antaranya menyebabkan toksisitas pada parasit akibat akumulasi heme bebas yang bersifat toksik, memblokade masuknya virus dengan menghambat glikosilasi reseptor inang dan mengubah pH endosom, serta menghambat aktivitas lisosom dan autofagi.[7-10]
Farmakodinamik
Farmakodinamik hidroksiklorokuin sebagai antimalaria adalah terkonsentrasi pada vesikel parasit dan menghambat polimerisasi heme. Hal ini menyebabkan toksisitas pada parasit akibat akumulasi heme bebas yang bersifat toksik. Selain itu, terjadi kerusakan pada membran sel parasit akibat proses oksidatif.[7-9]
Mekanisme lain dari hidroksiklorokuin adalah dapat menghambat aktivitas lisosom dan autofagi. Lisosom terlibat dalam pemrosesan antigen dan presentasi MHC (major histocompatibility complex) kelas II sehingga secara tidak langsung membantu aktivasi imun. Penghambatan terhadap aktivitas lisosom dapat menghambat proses tersebut. Selain itu penghambatan aktivitas lisosomal juga dapat menghambat fungsi limfosit dan memiliki efek imunomodulator dan antiinflamasi.[10]
Farmakokinetik
Hidroksiklorokuin diabsorpsi secara cepat setelah pemberian oral dengan bioavailabilitas berkisar antara 67‒74%, dan 50% berikatan dengan protein plasma. Hidroksiklorokuin dimetabolisme di hati, memiliki waktu paruh sekitar 40‒50 hari, dan klirens yang rendah (96 mL/menit).[4,11,12]
Absorbsi
Hidroksiklorokuin dikonsumsi dalam bentuk sulfat. Hidroksiklorokuin diabsorpsi di saluran cerna bagian atas. Hidroksiklorokuin secara cepat diabsorpsi setelah pemberian oral dengan bioavailabilitas berkisar 67‒74%. Pada pemberian hidroksiklorokuin 200 mg secara oral kepada laki-laki sehat, didapatkan bahwa konsentrasi puncak rata-rata hidroksiklorokuin adalah 126,9 ng/mL, yang tercapai dalam 3,26 jam.[4,11]
Distribusi
Sekitar 50% hidroksiklorokuin di plasma berikatan dengan protein plasma. Hidroksiklorokuin memiliki volume distribusi yang besar yaitu sekitar 200‒800 L/kg dan secara ekstensif beredar di jaringan.[4]
Metabolisme
Metabolisme hidroksiklorokuin terjadi melalui proses dealkilasi di hati oleh enzim CYP3A4. Hidroksiklorokuin dimetabolisme menjadi tiga metabolit utama, yaitu desetil-hidroksiklorokuin, desetilklorokuin, dan bis-desetil-hidroksiklorokuin).[4,12]
Eliminasi
Obat ini memiliki waktu paruh yang panjang, yaitu sekitar 40‒50 hari, dengan klirens yang rendah (96 mL/menit). Sebanyak 40-50% hidroksiklorokuin diekskresikan melalui ginjal (sekitar 16‒21% dari dosis yang diberikan diekskresikan di urin dalam bentuk utuh). Sebanyak 5% dari obat diekskresikan melalui pengelupasan kulit dan 24‒25% dieliminasi melalui feses.[4,11,12]
Resistensi
Strain P. falciparum menunjukkan berkurangnya sensitivitas terhadap hidroksiklorokuin. Resistensi terhadap golongan 4-aminokuinolin disebabkan adanya mutasi pada gen pfcrt (plasmodium falciparum chloroquine resistance transporter) parasit yang mengkode transporter pada membran vakuola makanan parasit yang merupakan tempat degradasi hemoglobin.[7,13,14]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini