Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Hydroxychloroquine
Data terkait penggunaan hydroxychloroquine atau hidroksiklorokuin selama kehamilan masih terbatas, tapi diketahui bahwa hidroksiklorokuin dapat menembus plasenta. Hidroksiklorokuin seharusnya dihindari pada kehamilan kecuali jika potensi keuntungan yang diperoleh melebihi potensi risikonya. Hidroksiklorokuin dapat diekskresikan melalui ASI dan diketahui bahwa bayi sangat sensitif terhadap efek toksik 4-aminokuinolin.[1,2,18]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan Therapeutic Good Administration (TGA), penggunaan hidroksiklorokuin pada kehamilan termasuk kategori D, yang berarti bahwa hidroksiklorokuin dicurigai dapat menyebabkan peningkatan insiden malformasi fetus atau kerusakan yang bersifat ireversibel.
Data terkait penggunaan hidroksiklorokuin selama kehamilan masih terbatas, tapi diketahui bahwa hidroksiklorokuin dapat menembus plasenta. Hidroksiklorokuin seharusnya dihindari pada kehamilan kecuali ketika menurut dokter potensi keuntungan yang diperoleh melebihi potensi risikonya.
Hal ini sesuai dengan anjuran Food and Drug Administration (FDA), yaitu penggunaan obat ini selama kehamilan harus dihindari kecuali pada terapi supresi malaria, saat dokter memutuskan bahwa keuntungannya melebihi risikonya.[1,2,18]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Pada ibu menyusui, hidroksiklorokuin harus diberikan secara berhati-hati dengan mempertimbangkan risiko dan manfaat yang mungkin ditimbulkan. Hidroksiklorokuin dapat diekskresikan melalui air susu ibu, dan diketahui bahwa bayi sangat sensitif terhadap efek toksik 4-aminokuinolin.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini