Efek Samping dan Interaksi Obat Daptomycin
Efek samping daptomycin terutama terkait peningkatan creatine kinase (CK) yang diasosiasikan dengan nyeri otot, kelemahan, hingga rhabdomiolisis. Daptomycin diketahui tidak berinteraksi dengan obat-obatan yang dimetabolisme oleh sitokrom P450, sehingga aman digunakan dengan obat golongan tersebut.[3,15]
Efek Samping
Daptomycin biasanya ditoleransi dengan baik oleh pasien, namun beberapa efek samping tetap harus diperhatikan.[4]
Peningkatan Creatine Kinase (CK) Serum
Peningkatan CK serum diasosiasikan dengan nyeri otot, kelemahan, hingga rhabdomiolisis. Dosis yang dipakai saat ini telah disesuaikan untuk mengurangi angka kejadian efek samping terkait peningkatan CK serum. Namun, pengawasan dengan pemeriksaan CK serum berkala selama masa pengobatan tetap direkomendasikan.[1,4,12]
Gangguan Fungsi Hepar
Kasus gangguan fungsi hepar ditemukan pada sebagian pasien yang menerima terapi daptomycin, namun mekanisme gangguan hepar tidak diketahui pasti. Pengawasan dengan pemeriksaan alanine transaminase (ALT) direkomendasikan.[1,4,12]
Pneumonia Eosinofilik
Kasus pneumonia eosinofilik setelah pemberian daptomycin ditemukan pada beberapa penelitian, dengan tanda-tanda berupa demam, dyspnea, dan infiltrat pulmonar.[12]
Interaksi Obat
Daptomycin diketahui tidak berinteraksi dengan obat-obatan yang dimetabolisme oleh sitokrom P450, termasuk isoformnya: 1A2, 2A6, 2C9, 2C19, 2D6, 2E1, dan 3A4. Oleh karena itu, daptomycin diduga aman digunakan bersama obat-obat ini. Contoh obat yang dimetabolisme oleh sitokrom P450 adalah diltiazem dan verapamil.[1,12]
Penggunaan bersama penghambat HMG-CoA reduktase (seperti simvastatin) dapat meningkatkan risiko efek samping dan toksisitas. Penggunaan bersama obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen dapat menurunkan ekskresi daptomycin dan meningkatkan risiko gangguan ginjal.
Penggunaan bersama obat golongan aminoglikosida, seperti gentamicin dan tobramisin, bersifat sinergistik terhadap infeksi Staphylococcus dan Enterococcus.[1,12]