Pengawasan Klinis Cotrimoxazole
Pengawasan klinis cotrimoxazole diperlukan utamanya pada penggunaan jangka panjang. Awasi fungsi hepar, fungsi ginjal, tanda superinfeksi, dan efek samping.
Penggunaan cotrimoxazole telah dikaitkan dengan reaksi berat, yang dapat berupa sindrom Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis, nekrosis hati fulminan, agranulositosis, anemia aplastik, dan diskiarisis darah. Hentikan penggunaan jika muncul ruam kulit atau tanda reaksi berat.
Awasi risiko infeksi Clostridium difficile. Diare terkait Clostridium difficile telah dilaporkan dengan penggunaan hampir semua agen antibakteri, termasuk cotrimoxazole. Jika dicurigai terjadi, hentikan penggunaan cotrimoxazole, kemudian lakukan evaluasi dan penanganan yang sesuai.
Untuk mendeteksi adanya immune mediated thrombocytopenia, diperlukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap yang menunjukkan terjadinya trombositopenia atau penurunan jumlah trombosit. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan darah tepi dimana dapat menunjukkan adanya bentukan megatrombosit atau platelet abnormal.
Untuk mendeteksi terjadinya hipoglikemia, maka diperlukan pemeriksaan kadar gula darah.[1,3-6,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan