Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi dan Peringatan Nitrofurantoin general_alomedika 2023-09-15T11:06:17+07:00 2023-09-15T11:06:17+07:00
Nitrofurantoin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Kontraindikasi dan Peringatan Nitrofurantoin

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Kontraindikasi nitrofurantoin antara lain pada pasien dengan gangguan ginjal dan wanita hamil aterm. Peringatan penggunaan nitrofurantoin perlu diberikan terkait risiko reaksi pulmonal serius, meskipun kondisi ini cukup jarang terjadi.[1,4,13]

Kontraindikasi

Obat nitrofurantoin dikontraindikasikan pada pasien dengan pyelonephritis bakterial akut, karena nitrofurantoin tidak dapat mencapai konsentrasi terapeutik di saluran kemih bagian atas dan bakteremia sering menyertai penyakit ini.

Pasien dengan anuria, oliguria, atau gangguan fungsi ginjal yang signifikan tidak boleh menggunakan nitrofurantoin.

Nitrofurantoin juga dikontraindikasikan pada wanita hamil aterm (usia kehamilan 38-42 minggu), serta selama persalinan dan melahirkan.

Nitrofurantoin juga dikontraindikasikan oleh FDA pada neonatus yang berusia kurang dari 1 bulan. Di Indonesia, BPOM menyebutkan kontraindikasi nitrofurantoin pada bayi usia di bawah 3 bulan. Hal ini disebabkan karena adanya kemungkinan anemia hemolitik akibat sistem enzim eritrosit yang belum matang pada janin.

Nitrofurantoin juga dikontraindikasikan pada pria dengan infeksi saluran kemih yang berkaitan dengan prostatitis karena nitrofurantoin tidak dapat menembus jaringan prostat secara efektif.

Nitrofurantoin sebaiknya dihindari penggunaannya pada pasien yang berusia 65 tahun ke atas dikarenakan potensi terjadinya toksisitas pulmonal, hepatotoksisitas, dan neuropati perifer, terutama jika diberikan dalam jangka panjang.

Nitrofurantoin juga dikontraindikasikan pada pasien yang alergi terhadap komponen obat nitrofurantoin.[1,4,13]

Peringatan

Pemberian obat nitrofurantoin sebaiknya tetap berhati-hati dengan memperhatikan kondisi organ-organ terkait karena nitrofurantoin memiliki potensi risiko toksisitas paru, hepatotoksik, neuropati, anemia hemolitik, dan diare yang berkaitan dengan Clostridium difficile.[4]

Toksisitas Paru

Telah diamati adanya reaksi toksisitas paru akut, subakut, atau kronis pada pasien yang diobati dengan nitrofurantoin. Jika terjadi reaksi toksisitas paru. maka obat nitrofurantoin harus dihentikan dan segera lakukan tindakan yang tepat sesuai gejala yang terjadi.

Telah dilaporkan bahwa toksisitas paru berkontribusi sebagai penyebab kematian. Reaksi paru kronis, seperti pneumonitis interstitial difus, fibrosis pulmonal, atau keduanya dapat terjadi secara insidental. Reaksi ini adalah reaksi yang jarang terjadi dan umumnya didapat pada pasien yang menerima terapi selama enam bulan atau lebih.

Perlu dilakukan pemantauan kondisi paru pada pasien yang menerima obat nitrofurantoin dalam jangka panjang.[4]

Hepatotoksik

Telah dilaporkan adanya reaksi hepatik, seperti hepatitis, ikterus kolestatik, hepatitis kronis aktif, dan nekrosis hepatik akibat penggunaan nitrofurantoin. Kematian karena kondisi ini juga telah dilaporkan.

Jika reaksi hepatik terjadi, maka obat harus segera dihentikan dan dilakukan tindakan sesuai kondisi klinis pasien.[4]

Neuropati

Neuropati perifer, baik yang berat maupun ireversibel, dan berkaitan dengan penggunaan nitrofurantoin telah dilaporkan. Kematian akibat kondisi ini juga telah dilaporkan.

Neuritis optik pernah dilaporkan meskipun sangat jarang.

Kondisi neuropati akibat pemberian nitrofurantoin berkaitan dengan adanya gangguan ginjal, anemia, diabetes mellitus, ketidakseimbangan elektrolit, defisiensi vitamin B, dan penyakit lain yang melemahkan sistem saraf perifer.[4]

Anemia Hemolitik

Kasus anemia hemolitik tipe sensitif terhadap primaquine telah dilaporkan dapat diinduksi oleh nitrofurantoin.

Anemia hemolitik yang berkaitan dengan pemberian nitrofurantoin terkait dengan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase juga pernah dilaporkan.

Segera hentikan obat jika terdapat hemolisis. Kondisi hemolisis dapat berhenti jika obat nitrofurantoin dihentikan penggunaannya.[4]

Diare yang Berkaitan dengan Clostridium difficile

Telah banyak laporan terjadinya diare yang berkaitan dengan C. difficile pada penggunaan semua agen antibakteri, termasuk nitrofurantoin. Derajat klinis diare yang terjadi bervariasi, mulai dari ringan hingga fatal.

Pengobatan dengan agen antibakteri dapat mengubah flora normal usus besar yang menyebabkan pertumbuhan berlebih dari C. difficile. Strain C. difficile yang memproduksi hipertoksin menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas, karena infeksi dapat refrakter terhadap terapi antimikroba dan mungkin memerlukan kolektomi.

Diare yang berkaitan dengan C. difficile harus dipertimbangkan pada semua pasien yang datang dengan diare setelah penggunaan antibiotik. Jika diare yang berkaitan dengan C. difficile dicurigai atau dikonfirmasi, lakukan manajemen diare seperti terapi cairan dan elektrolit, suplementasi protein, antibiotik spesifik, dan bila perlu pertimbangkan intervensi bedah.[4]

 

 

Referensi

1. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Nitrofurantoin. Pionas, 2015. http://pionas.pom.go.id/monografi/nitrofurantoin
4. US Food and Drug Administration. Macrobid (nitrofurantoin monohydrate/macrocrystals). 2009. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2009/020064s019lbl.pdf
13. Squadrito FJ, del Portal D. Nitrofurantoin. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 May. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470526/

Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...
Pengawasan Klinis Nitrofurantoin

Artikel Terkait

  • Antibiotik Profilaksis untuk Infeksi Saluran Kemih Berulang pada Anak
    Antibiotik Profilaksis untuk Infeksi Saluran Kemih Berulang pada Anak
  • Urinalisis vs Kultur Urine untuk Mendiagnosis Infeksi Saluran Kemih Anak
    Urinalisis vs Kultur Urine untuk Mendiagnosis Infeksi Saluran Kemih Anak
  • Pengambilan Sampel Urine untuk Diagnosis Infeksi Saluran Kemih pada Anak
    Pengambilan Sampel Urine untuk Diagnosis Infeksi Saluran Kemih pada Anak
  • Hindari Pemberian Antibiotik Berikut pada Pasien Hamil
    Hindari Pemberian Antibiotik Berikut pada Pasien Hamil
  • Pedoman Tata Laksana Infeksi Saluran Kemih 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Tata Laksana Infeksi Saluran Kemih 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 Februari 2025, 10:00
Pemberian Cranberry untuk ISK
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok, mau menanyakan bagaimana efikasi penggunaan cranberry untuk isk, apakah bisa direkomendasikan ke pasien sebagai terapi? terima kasih dok 
dr.Silvia Indriani
Dibalas 13 November 2024, 15:37
Durasi pemakaian kateter urin pada retensi urin ec ISK
Oleh: dr.Silvia Indriani
2 Balasan
Halo dok, untuk pemakaian kateter urin pada pasien ISK yang mengalami retensi urin sebaiknya dilakukan berapa lama? Apakah ada minimal waktu yang diperlukan...
Anonymous
Dibalas 28 September 2024, 16:48
Nyeri pinggang dengan hasil urinalisa bilirubin positif 1 dan leukosituria
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya saya mendapatkan pasien dengan keluhan nyeri pinggang dan kurang tenaga di puskesmas. Dari hasil UL didapatkan Bilirubin positif 1...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.