Farmakologi Nitrofurantoin
Farmakologi nitrofurantoin adalah sebagai antibiotik yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi saluran kemih. Nitrofurantoin bekerja dengan cara menghambat siklus asam sitrat dan juga pembentukan DNA, RNA, dan sintesis protein dinding sel bakteri.[1,3]
Farmakodinamik
Farmakodinamik nitrofurantoin secara garis besar yaitu melalui konversi nitrofurantoin menjadi banyak zat turunan yang sangat reaktif terhadap bakteri yang memiliki nitroreduktase.
Nitrofurantoin merupakan zat inaktif yang memerlukan reduksi dari gugus nitro oleh enzim nitroreduktase pada bakteri agar efek antimikrobanya teraktivasi. Nitrofurantoin direduksi menjadi zat perantara elektrofilik reaktif oleh flavoprotein bakteri yang memiliki fungsi untuk mengubah atau menonaktifkan molekul mikro dan makro pada bakteri. Selain itu, nitrofurantoin dapat menghambat enzim tertentu yang memiliki peran dalam metabolisme karbohidrat bakteri pada siklus asam sitrat, sehingga mencegah terbentuknya ATP.
Hasil dari mekanisme di atas adalah hambatan pada inisiasi translasi protein ribosom, sehingga menyebabkan inhibisi siklus asam sitrat dan sintesis DNA, RNA, serta protein bakteri. Secara bersamaan, bakteri tidak diberikan kesempatan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.[3,8,9]
Farmakokinetik
Farmakokinetik nitrofurantoin dipengaruhi oleh makanan. Obat ini utamanya dikeluarkan melalui urine.
Absorpsi
Berdasarkan konsentrasi plasmanya, nitrofurantoin dosis 100 mg memiliki kemampuan untuk terlarut yang sama dengan nitrofurantoin dosis 50 mg. Nitrofurantoin mencapai konsentrasi plasma puncak 0,875 hingga 0,963 mg/L dengan area under the curve (AUC) 2,21 hingga 2,42mg\*h/L. Bila dikonsumsi bersama makanan, akan terjadi peningkatan absorpsi dan peningkatan durasi konsentrasi terapeutik nitrofurantoin di urine.[3,10,11]
Distribusi
Data mengenai volume distribusi pada manusia masih belum jelas, namun dilaporkan volume distribusi nitrofurantoin pada anjing adalah 0,46 L/kg. Nitrofurantoin dapat terikat hingga 90% pada protein plasma.[3]
Metabolisme
Metabolisme nitrofurantoin terjadi di hepar. Nitrofurantoin dimetabolisme menjadi aminofurantoin sebanyak 0,8-1,8% dan kurang dari 0,9% dimetabolisme menjadi metabolit lain.[3]
Eliminasi
Sebanyak 27-50% dari dosis oral diekskresikan melalui urine dalam bentuk tidak berubah. Total dosis yang dieliminasi melalui urine adalah sebanyak 90%.[3]
Resistensi
Nitrofurantoin aktif bekerja melawan penyebab umum infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, seperti E. coli, Citrobacter, dan Enterococcus. Untuk melawan Klebsiella dan Enterobacter, nitrofurantoin kurang dapat diandalkan. Nitrofurantoin umumnya tidak efektif terhadap Serrtio, Acinetobacter, Morganella, Proteus, dan Pseudomonas dikarenakan adanya resistensi yang alami.
Secara keseluruhan, resistensi bakteri yang awalnya sensitif terhadap nitrofurantoin jarang terjadi, termasuk pada organisme yang resisten terhadap multiobat. Data di Australia menunjukkan tingkat resistensi nitrofurantoin pada E. coli sebesar 1-2%.[12]