Farmakologi Trimethoprim
Farmakologi trimethoprim adalah sebagai antibiotik bakteriostatik derivat sintetik dari trimethoxybenzyl-pyrimidine. Trimetoprim bekerja dengan menghalangi reduksi dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat, bentuk aktif asam folat, oleh patogen yang rentan.[3,8]
Farmakodinamik
Trimethoprim bekerja dengan cara menghambat dihidrofolat reduktase, yaitu enzim yang mengkatalisis asam dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat. Asam tetrahidrofolat berperan penting dalam biosintesis protein dan asam nukleat organisme patogen untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Gangguan pembentukan asam tetrahidrofolat tersebut akan menghambat pertumbuhan organisme patogen.[3-5,8]
Farmakokinetik
Profil farmakokinetik trimethoprim menunjukkan absorpsi yang baik setelah pemberian oral. Obat ini juga didistribusikan secara ke jaringan.[3,5,11]
Absorpsi
Trimethoprim diabsorpsi dengan cepat di gastrointestinal dengan bioavailabilitas sebesar 85-90%. Konsentrasi puncak serum tercapai dalam 1-4 jam setelah konsumsi obat. Konsentrasi steady-state 30 mg/L tercapai dalam 2-3 hari.[3-5,8,11]
Distribusi
Trimethoprim terdistribusi ke dalam jaringan dan cairan tubuh, mencakup aqueous humor, cairan telinga tengah, saliva, jaringan paru, ginjal, hati, lien, sputum, cairan semen, jaringan prostat, sekresi vagina, cairan empedu, cairan serebrospinal, dan tulang. Volume distribusi trimethoprim yaitu 1,3 L/kg dengan 42-46% trimethoprim terikat oleh plasma protein.[3-5,8,11]
Metabolisme
10-20% dari setiap dosis trimethoprim akan dimetabolisme di hati melalui proses demetilasi, oksidasi, dan hidroksilasi menjadi metabolit inaktif.[3-5,8,11]
Eliminasi
Trimethoprim terutama dieliminasi ke urine melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus dengan klirens ginjal berkisar antara 51,7-91,3 ml/menit. Hanya sebagian kecil obat (4%) yang diekskresikan ke feses melalui eliminasi bilier.[3,4]
80% obat yang diekskresikan ke urine adalah dalam bentuk yang tidak berubah (unchanged parent drug), sisanya dalam bentuk metabolit inaktif.[3,5,8]
Waktu paruh obat pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal adalah 8-11 jam. Waktu paruh obat akan memanjang pada pasien dengan kerusakan ginjal, yaitu 15 jam pada pasien dengan klirens kreatinin (CrCl) 10-30 ml/menit, dan >26 jam pada pasien dengan CrCl ≤10 ml/menit.[3,5,8]
Resistensi
Resistensi terhadap trimethoprim dapat terjadi melalui mekanisme perubahan dinding sel bakteri, produksi dihidrofolat reduktase berlebih, dan produksi resistant dihydrofolate reductase. Terjadinya resistensi dapat membatasi efikasi trimethoprim sebagai agen tunggal, sehingga trimethoprim sering digunakan sebagai kombinasi obat tetap bersama sulfamethoxazole.[3,5]