Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Sulfadiazine general_alomedika 2023-01-26T15:21:12+07:00 2023-01-26T15:21:12+07:00
Sulfadiazine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Sulfadiazine

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Indikasi sulfadiazine adalah terutama untuk penanganan demam reumatik, toxoplasmosis, dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram negatif dan positif.[5]

Indikasi sulfadiazine untuk bakteri gram positif:

  • Grup A Streptococci

  • Streptococcus pneumoniae
  • Bacillus anthracis
  • Nocardia spp., terutama Asteroides

  • Staphylococcus spp.

  • Clostridium perfringens[5]

Indikasi sulfadiazine untuk bakteri gram negatif:

  • Haemophilus influenzae
  • Haemophilus ducreyi
  • Tingkat sensitivitas bervariasi untuk bakteri berikut yakni Escherichia coli, Klebsiella proteus, Salmonella spp. Serratia spp., Vibrio cholerae.
  • Pada beberapa laporan juga sensitif untuk Actinomyces spp, Brucella, Calymmatobacterium granulomatis, Legionella spp, Yersinia pestis, Chlamydia trachomatis, Pseudomonas pseudomallei[5]

Dosis untuk Dewasa

Dosis umum: dosis inisial 2–4 gram per oral diikuti dosis pemeliharaan 2–4 gram sehari yang terbagi dalam 3–6 dosis, maksimum durasi terapi 7 hari.

Demam Reumatik

Dosis sulfadiazine untuk profilaksis demam reumatik adalah sebagai berikut:

  • Berat badan ≤30 kg: 500 mg per oral, sekali sehari
  • Berat badan >30 kg: 1000 mg per oral, sekali sehari[2,9,16]

Durasi pemberian sulfadiazine dapat berbeda sesuai kondisi klinis pasien yang bisa dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1. Rekomendasi Pemberian Dosis Profilaksis untuk Pencegahan Rekurensi Demam Reumatik

Kategori Pasien Durasi
Demam reumatik tanpa karditis Hingga usia 5–21 tahun, pilih durasi yang paling lama
Demam reumatik dengan karditis tapi tanpa penyakit jantung residual (tanpa penyakit valvular) 10 tahun setelah episode terakhir atau hingga usia 21 tahun, pilih durasi yang paling lama
Demam reumatik dengan karditis dan penyakit jantung residual (penyakit valvular persisten) 10 tahun setelah episode terakhir atau hingga usia 40 tahun, pilih durasi yang paling lama

Sumber: dr. Dizi Bellari Putri, 2023[16]

Toxoplasmosis

Pada ensefalitis akibat toxoplasmosis, pengobatan menggunakan kombinasi antara sulfadiazine, pirimetamin, dan kalsium leucovorin atau sebagai alternatif dapat juga dikombinasikan dengan atovaquone.[13,16]

  • Berat badan <60 kg: Sulfadiazine diberikan dengan dosis 1000 mg, 4 kali sehari dikombinasikan dengan pirimetamin (200 mg pada hari pertama, dilanjutkan dengan dosis loading dose 50 mg perhari), serta leucovorin (10-25 mg perhari)
  • Berat badan ≥60 kg: Sulfadiazine diberikan dengan dosis 1500 mg, 4 kali sehari, dikombinasikan dengan pirimetamin (200 mg pada hari pertama, dilanjutkan dengan dosis loading dose 75 mg perhari), serta leucovorin (10-25 mg perhari)

Pengobatan akut diberikan dengan durasi terapi ≥6 minggu. Pemeliharaan kronis diberikan menggunakan sulfadiazine 2000-4000 mg/hari dalam 2–4 dosis terbagi.[13]

Pediatrik

Dosis umum sulfadiazine untuk bayi ≥2 bulan, anak-anak, dan adolesen adalah 120-150 mg/kgBB/hari dalam 4 hingga 6 dosis sehari. Dosis maksimum sehari adalah 6 gram.[14]

Sulfonamida sebaiknya tidak digunakan pada terapi awal untuk meningitis meningokokal, kecuali jika hasil pemeriksaan menunjukkan bakteri penyebab meningitis sensitif terhadap sulfonamida oral.

Toxoplasmosis

Penanganan toxoplasmosis dibedakan berdasarkan kondisi klinis pasien di mana penyakit kongenital dan kondisi komorbid infeksi HIV dapat membedakan dosis dan durasi pemberiannya. Sulfadiazine diberikan dalam kombinasi dengan pirimetamin dan leucovorin.

Toxoplasmosis Kongenital:

Untuk menangani toksoplasmosis kongenital sulfadiazine diberikan dengan dosis 50 mg/kgBB, dua kali sehari.

Toxoplasmosis Didapat/Acquired pada Anak yang HIV Positif:

Untuk toxoplasmosis didapat/acquired pada anak yang HIV positif atau imunokompromais, terapi induksi akut dapat diberikan menggunakan sulfadiazine dengan dosis 25–50 mg/kgBB, 4 kali sehari.

Dosis maksimal pemberian sulfadiazine adalah 1500 mg/pemberian dan maksimum 6 gram perhari. Lanjutkan terapi induksi akut selama sekurangnya 6 minggu, setelah itu dilanjutkan dengan terapi supresif kronis.

Terapi supresif kronis dilakukan dengan pemberian sulfadiazine 60 mg/kgBB, dua kali sehari. Dosis maksimum harian 4000 mg/hari.

Jika terjadi korioretinitis, dapat diberikan sulfadiazine dengan dosis inisial 75 mg/kgBB, diikuti dengan dosis lanjutan 50 mg/kgBB, dua kali sehari, hingga 1-2 minggu setelah resolusi manifestasi klinis (umumnya sekitar 4–6 minggu).  Dosis maksimum harian 4000 mg.

Jika terjadi ensefalitis, berikan terapi induksi akut menggunakan sulfadiazine dengan dosis 1000 mg, 4 kali sehari, selama setidaknya 6 minggu, lalu dilanjutkan dengan terapi pemeliharaan kronis.

Terapi pemeliharaan kronis diberikan menggunakan sulfadiazine 2000–4000 mg/hari dalam 2–4 dosis terbagi.[14,15]

Demam Reumatik

Sulfadiazine dapat digunakan sebagai profilaksis sekunder untuk mencegah rekurensi demam reumatik. Durasi pemberian disesuaikan dengan kondisi klinis pasien yang bisa dilihat di Tabel 1. Sementara itu, dosis sulfadiazine yang diberikan ditentukan berdasarkan berat badan:

  • Berat pasien ≤27 kg: 500 mg per oral, sehari sekali
  • Berat pasien >27 kg: 1000 mg per oral, sehari sekali[2,9,16]

Penggunaan pada Populasi Khusus

Antibiotik golongan sulfa berisiko menyebabkan hiperbilirubinemia dan kernikterus pada neonatus dan bayi berusia muda sehingga tidak disarankan digunakan pada bayi berusia <2 bulan.[16]

Penggunaan sulfadiazine juga harus berhati-hati pada orang dengan penyakit sebagai berikut:

  • Asma
  • Defisiensi glukosa-6-fosfat-dehidrogenase (G6PD)
  • Gangguan hati
  • Gangguan ginjal: memerlukan modifikasi dosis, pastikan hidrasi pasien cukup untuk mencegah kristaluria[16]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

2. Medscape. Sulfadiazine. 2022. https://reference.medscape.com/drug/sulfadiazine-342544
5. Electronic Medicines Compendium. Sulfadiazine. 2015. https://www.medicines.org.uk/emc/product/253
9. MIMS. Sulfadiazine. 2020. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/sulfadiazine/?type=brief&mtype=generic
13. HHS Panel on Opportunistic Infections in HIV-Infected Adults and Adolescents. Guidelines for the prevention and treatment of opportunistic infections in HIV-infected adults and adolescents: recommendations from the Centers for Disease Control and Prevention, the National Institutes of Health, and the HIV Medicine Association of the Infectious Diseases Society of America. 2022. https://clinicalinfo.hiv.gov/en/guidelines/hiv-clinical-guidelines-adult-and-adolescent-opportunistic-infections/whats-new
14. American Academy of Pediatrics (AAP). In: Kimberlin DW, Brady MT, Jackson MA, Long SA, eds. Red Book: 2018 Report of the Committee on Infectious Diseases. 31st ed. Itasca, IL: American Academy of Pediatrics; 2018
15. HHS Panel on Opportunistic Infections in HIV-Exposed and HIV-Infected Children. Guidelines for the Prevention and Treatment of Opportunistic Infections in HIV-Exposed and HIV-Infected Children. Department of Health and Human Services. November 2013. https://clinicalinfo.hiv.gov/en/guidelines/hiv-clinical-guidelines-pediatric-opportunistic-infections/toxoplasmosis?view=full
16. Drugs.com. sulfadiazine. 2022. htps://www.drugs.com/ppa/sulfadiazine.html

Formulasi Sulfadiazine
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Pencegahan Penularan Toksoplasmosis pada Kehamilan secara Vertikal
    Pencegahan Penularan Toksoplasmosis pada Kehamilan secara Vertikal
  • Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
    Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
  • Skrining Toxoplasmosis untuk Wanita Hamil
    Skrining Toxoplasmosis untuk Wanita Hamil
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 18 Juli 2024, 17:06
IgM toxoplasma masih positif dalam 1 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya berapa lama IgM toxoplasma dapat hilang? Ini ada kasus dimana IgM toxoplasma masih positif dalam jangka waktu 1.5 tahun ( diperiksa...
Anonymous
Dibalas 11 Oktober 2023, 08:47
Seberapa penting cek aviditas bagi keamanan janin (pre-marital)?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, ijin berdiskusi. Apabila calon pasutri melakukan skrining pra-nikah dan mendapatkan hasil:Pria:IgM Toxoplasmosis (-)IgG Toxoplasmosis (+) 137...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 06 Juni 2023, 09:32
Pencegahan Penularan Toxoplasmosis secara Vertikal - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter,Toxoplasma gondii yang menginfeksi janin dalam kandungan dapat menyebabkan kebutaan (korioretinitis) dan gangguan sistem saraf pusat (kalsifikasi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.