Kontraindikasi dan Peringatan Sulfadiazine
Kontraindikasi dan peringatan sulfadiazine yang perlu diperhatikan terutama pada kondisi hipersensitivitas, lanjut usia, gangguan ginjal atau hati, serta ikterus. Obat ini juga tdak boleh diberikan pada anak berusia <2 bulan kecuali sebagai terapi tambahan bersama pirimetamin untuk penanganan toksoplasmosis plasma.
Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan sulfadiazine antara lain:
- Riwayat hipersensitivitas pada antibiotik sulfonamida lainnya
- Gagal ginjal atau hati yang parah
- Porfiria akut
- Ikterus
- gangguan darah
- Bayi <2 bulan, kecuali terindikasi untuk pengobatan toksoplasmosis kongenital
- Kehamilan trimester ketiga
- Ibu menyusui
- Penggunaan bersamaan dengan clozapine[5,9,11]
Peringatan
Selama pengobatan sulfadiazine perlu memperhatikan adanya risiko efek samping yang signifikan, seperti agranulositosis atau diskrasia darah lainnya, reaksi erupsi obat berupa sindrom Steven Johnson atau nekrolisis epidermal toksik, dan nekrosis hepar.[5,9,11]
Penggunaan sulfadiazine jangka panjang (>2 bulan) berisiko menyebabkan superinfeksi, termasuk infeksi Clostridium difficile. Sulfadiazine juga menghambat absorpsi dan metabolisme asam folat sehingga penggunaannya dalam jangka panjang perlu disertai dengan suplementasi asam folat atau leucovorin.[5,9,11]
Pada pasien dengan gangguan ginjal, diperlukan penyesuaian dosis dan hidrasi yang cukup. Pantau output urine pasien dan urinalisis secara berkala untuk monitor fungsi ginjal pasien. Selain itu, pemantauan juga perlu dilakukan jika sulfadiazine diberikan pada pasien dengan asma, defisiensi Glucose 6-phosphate dehydrogenase, gangguan hati, penyakit autoimun seperti lupus eritematosus, dan HIV.
Peringatan diberikan untuk tidak memberikan sulfadiazine pada bayi berusia <2 bulan kecuali jika obat ini digunakan sebagai terapi adjunctive dengan pirimetamin untuk terapi toksoplasmosis kongenital. Hal ini disebabkan karena risiko hiperbilirubinemia dan kernikterus.[16]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri