Indikasi dan Dosis Amphotericin B
Indikasi Amphotericin B adalah untuk penanganan kandidiasis invasif, kandidiasis neonatal, infeksi jamur oportunistik pada anak-anak yang imunokompromais, infeksi jamur yang mengancam nyawa, pengobatan empiris pada pasien dengan demam yang disertai neutropenia, cryptococcosis serebral, mucormycosis, sporotrichosis, coccidioidomycosis, histoplasmosis, blastomycosis yang parah, aspergillosis yang tidak respons terhadap voriconazole, serta leishmaniasis kutaneus dan viseral.[11,12]
Amphotericin B Deoxycholate
Amphotericin B deoxycholate diindikasikan untuk mengobati infeksi jamur yang berpotensi mengancam jiwa, seperti aspergillosis, cryptococcosis, blastomycosis, kandidiasis sistemik, coccidioidomycosis, histoplasmosis, dan mucormycosis. Amphotericin B deoxycholate diberikan dengan dosis sebagai berikut :
Dewasa
Test dose: 1 mg secara intravena (IV) diinfus selama 20-30 menit
Loading dose: 0,25-0,5 mg/kg IV selama 2-6 jam
Maintenance dose: 0,25-1 mg/kg IV perhari atau hingga 1,5 mg/kg IV perhari (dapat ditingkatkan bertahap dengan menaikkan 0,25 mg/hari).
Anak
Test dose: 0,1 mg/kg IV, tidak melebihi 1 mg, selama 20-60 menit
Initial dose: 0,25 mg/kg/dosis IV perhari
Maintenance dose: tingkatkan dosis sebanyak 0,25 mg /hari, dapat ditoleransi hingga 1-1,5 mg/kg/hari[13]
Amphotericin B Cholesteryl Sulfate Complex
Dosis amphotericin B sebesar 3-4 mg/kg IV perhari diindikasikan untuk pengobatan aspergillosis invasif pada pasien dengan gangguan ginjal atau toksisitas yang tidak dapat menggunakan amphotericin B deoxycholate (konvensional) dalam dosis efektif, atau pada kegagalan terapi amphotericin B.[14]
Amphotericin B Lipid Complex
Amphotericin B lipid complex diindikasikan untuk infeksi jamur invasif yang refrakter terhadap terapi amphotericin B deoxycholate (konvensional), gangguan ginjal, atau toksisitas yang menghalangi penggunaan amphotericin B konvensional. Dosis anjuran adalah sekitar 5 mg/kg IV per hari dengan laju infus 2,5 mg/kg/jam.[15]
Amphotericin B Liposomal
Amphotericin B liposomal digunakan sebagai terapi empiris untuk dugaan infeksi jamur pada pasien dengan demam yang disertai neutropenia. Dosis yang digunakan adalah 3 mg/kg IV per hari. Amphotericin B liposomal juga digunakan pada infeksi akibat spesies Aspergillus, Candida, dan Cryptococcus yang refrakter terhadap terapi amphotericin B deoxycholate (konvensional). Selain itu, digunakan juga pada infeksi jamur dengan gangguan ginjal atau toksisitas yang menghalangi penggunaan amphotericin B konvensional dengan dosis 3-5 mg/kg IV per hari.
Amphotericin B liposomal juga dapat digunakan pada meningitis Cryptococcal pasien HIV dengan dosis 6 mg/kg IV per hari. Penatalaksanaan pada pasien leismaniasis viseral yang imunokompeten dan imunokompromais juga dapat menggunakan amphotericin B liposomal dengan dosis yang berbeda (imunokompeten 3 mg/kg IV per hari pada hari 1-5, 14, dan 21; imunokompromais 4 mg/kg IV per hari pada hari 1–5, 10, 17, 24, 31 dan 38).[16]
Dosis amphotericin B harus disesuaikan pada populasi-populasi berikut :
- Anak: keamanan dan efektivitas amphotericin B pada anak belum disertai studi yang adekuat. Amphotericin B efektif digunakan pada infeksi jamur sistemik tanpa laporan efek samping yang tidak biasa. Pembatasan dosis harus dilakukan pada anak dengan menggunakan dosis terkecil yang efektif dalam pengobatan[10]
- Usia tua: tidak ada rekomendasi dosis spesifik maupun peringatan penggunaan pada usia tua[19]
- Gangguan fungsi ginjal: penggunaan amphotericin B pada pasien dengan gangguan ginjal harus dilakukan dengan berhati-hati disertai monitoring fungsi ginjal. Amphotericin B deoxycholate tidak dapat dihilangkan dengan hemodialisis, sementara jenis lain masih dalam studi[10,20]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri