Efek Samping dan Interaksi Obat Pirimetamin
Efek samping pirimetamin jarang timbul bila diberikan dalam dosis yang direkomendasikan. Obat ini berinteraksi dengan asam folat, kotrimoksazol, obat myelosupresan, lorazepam, kaolin, phenytoin, dan warfarin.[14]
Efek Samping
Jika digunakan dalam dosis yang dianjurkan, pirimetamin dilaporkan memiliki tolerabilitas yang baik. Obat ini umumnya digunakan dalam bentuk kombinasi dengan sulfadoksin, dan efek samping yang pernah dilaporkan antara lain:
- Gastrointestinal, yaitu mual, muntah, diare, nyeri kolik, hepatitis
- Neurologi, yaitu nyeri kepala, pusing, insomnia
- Dermatologi, yaitu ruam, fotosensitivitas, eritema multiforme, sindrom Stevens Johnson, toxic epidermal necrolysis (TEN)
- Hematologi, yaitu supresi sumsum tulang yang menyebabkan leukopenia, trombositopenia, anemia megaloblastik, anemia hemolitik
- Urologi, yaitu kristaluria, hematuria, oliguria
- Efek samping jarang, seperti serum sickness, perikarditis alergi, dan alveolitis alergi[14]
Interaksi Obat
Penggunaan pirimetamin dengan obat lain dapat meningkatkan konsentrasi obat, menurunkannya, atau bahkan meningkatkan efek toksik dari obat
Meningkatkan Konsentrasi Obat
Penggunaan pirimetamin bersama golongan fenotiazin, seperti chlorpromazine, akan menyebabkan peningkatan konsentrasi fenotiazin. Penggunaan pirimetamin bersama obat tersebut harus disertai dengan pemantauan berkala.[4]
Menurunkan Konsentrasi Obat
Efikasi sediaan sulfadoksin–pirimetamin dilaporkan menurun jika diberikan bersama dengan asam folat dosis tinggi >5 mg. Penggunaan bersama kaolin dapat menurunkan absorpsi pirimetamin.[14]
Meningkatkan Efek Toksik
Penggunaan sediaan sulfadoksin–pirimetamin bersama warfarin, phenytoin, lorazepam, artemether, dapson, lumefantrine, methotrexate, dan obat myelosupresor lain dapat meningkatkan efek toksik.
Sebagai contoh, penggunaan sediaan sulfadoksin–pirimetamin dengan methotrexate dan cytarabine dapat meningkatkan risiko toksisitas hematologi. Penggunaan bersama lorazepam akan meningkatkan risiko hepatotoksisitas.[1,4,14]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli