Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Isoniazid irfan 2025-03-18T13:16:54+07:00 2025-03-18T13:16:54+07:00
Isoniazid
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Isoniazid

Oleh :
dr.Reni Widyastuti, Sp.FK
Share To Social Media:

Indikasi isoniazid / INH adalah untuk penatalaksanaan penyakit tuberkulosis, baik sebagai pencegahan pada kasus infeksi laten maupun terapi tuberkulosis aktif. Dosis INH tergantung pada berat badan dan usia pasien.[1,2,16]

Tuberkulosis Paru Laten

INH dapat digunakan untuk profilaksis TB, yaitu terapi preventif TB pada pasien yang berisiko tinggi atau pasien yang memiliki infeksi TB paru laten. Dosis INH adalah:

  • Usia <10 tahun: dosis tunggal, 10 mg/kgBB/hari, maksimal 300 mg/hari
  • Usia >10 tahun dan dewasa: dosis tunggal, 5 mg/kgBB/hari, maksimal 300 mg/hari [1,2]

Pada paduan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT), isoniazid diberikan setiap hari selama 6 bulan (6H).[1,2,16]

Tuberkulosis Paru Aktif

Untuk terapi tuberkulosis paru aktif, pemberian INH tidak berdiri sendiri. INH digunakan beserta obat antituberkulosis lain, yaitu rifampicin, pyrazinamide, dan ethambutol dalam bentuk regimen obat atau kombinasi dosis tetap (KDT). Dosis INH pada kasus aktif tergantung usia dan berat badan pasien.

Dosis Bayi dan Anak

Pemberian INH dosis tunggal 10 mg/kgBB/hari,  atau kisaran 7−15 mg/kgBB/hari. Dosis maksimal 300 mg/hari.[1,10]

Dewasa

WHO merekomendasikan standar terapi TB paru kasus baru adalah paduan 2RHZE/4RH, yaitu  fase intensif mendapat rifampicin, isoniazid, pyrazinamide, dan ethambutol setiap hari selama 2 bulan. Diikuti fase lanjutan dengan rifampisin dan isoniazid setiap hari selama 4 bulan.

Jika tidak memungkinkan, dapat dipakai paduan 2RHZE/4R3H3, di mana fase lanjutan isoniazid dan rifampicin diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan. Namun, paduan ini membutuhkan pengawasan yang lebih ketat setiap kali pemberian obat.

Dosis INH pada kedua paduan tersebut adalah:

  • Dosis setiap hari: 5 mg/kgBB, maksimal 300 mg/hari
  • Dosis 3 kali seminggu: 10 mg/kgBB, maksimal 900 mg setiap kali pemberian [1,10]

Tuberkulosis Ekstra Paru

Tuberkulosis ekstra paru diterapi dengan paduan obat yang sama dengan TB paru aktif. Namun, berbeda dalam jangka waktu pengobatan. Pada TB ekstra paru, diberikan selama 6‒9 bulan, yaitu 2 bulan RHZE diikuti 4‒7 bulan RH.[1,17]

Kecuali tuberkulosis pada sistem saraf pusat (tuberkuloma atau meningitis) dan tuberkulosis tulang atau sendi, pemberian obat membutuhkan waktu yang lebih panjang yaitu 9‒12 bulan. Hal ini karena meningitis berisiko tinggi disabilitas dan mortalitas, sedangkan TB osteomyelitis sulit dinilai respon terapinya.[1,17]

Penyesuaian Dosis pada Gangguan Hati dan Ginjal

Pada pasien hepatitis akut dan/atau klinis jaundice, obat antituberkulosis ditunda hingga terjadi penyembuhan hepatitis akut. Penggunaan INH memerlukan monitoring ketat untuk pasien yang memiliki gangguan fungsi hati.[1,18,19]

Sedangkan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, tidak diperlukan penyesuaian dosis. INH dapat tetap diberikan setelah hemodialisis tanpa penyesuaian dosis.[1,20]

Studi tahun 2019 mengevaluasi keamanan dan toleransi penggunaan INH dan rifapentine selama 3 bulan (3HP) pada populasi hemodialisis. Studi ini mengungkapkan bahwa terapi tidak terkait dengan hepatotoksisitas, tetapi memiliki tingkat efek samping yang tinggi (69,2%). Efek samping yang paling umum bersifat ringan, yaitu fatigue, demam, dan muntah.[20]

 

Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH

Referensi

1. Burhan E, Soeroto AY, Isbaniah F, et al. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tata Laksana Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020. 28–57 p.
2. Kamso S, Riono P, et al. Petunjuk Petunjuk Teknis Penanganan Infeksi Laten Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2020. 17–25 p.
10. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Manajemen dan tatalaksana TB Anak. Ministry of Health of the Republic of Indonesia. 2016. p. 3.
16.Toma T. New guidelines for treatment of latent tuberculosis infection. Bull World Health Organ. 2000;78(5):710–1.
17. World Health Organization. Treatment of Tuberculosis: Guidelines. 4th ed. Geneva: World Health Organization; 2010. Chapter 8: Treatment of extrapulmonary TB and of TB in special situations.
18. Párraga LP, Martínez-López I, et al. Recommendations for drug dosing in patients with chronic liver disease. Rev Esp Enfermedades Dig. 2012;104(4):165–84.
19. Dhiman RK, Saraswat VA, Rajekar H, Reddy C, Chawla YK. A guide to the management of tuberculosis in patients with chronic liver disease. J Clin Exp Hepatol. 2012;2(3):260-270. doi:10.1016/j.jceh.2012.07.007
20. Lin SY, Chiu YW, Lu PL, Hwang SJ, Chen TC, Hsieh MH, Chen YH. Three months of rifapentine and isoniazid for latent tuberculosis infection in hemodialysis patients: High rates of adverse events. J Microbiol Immunol Infect. 2019;52(1):158-162. doi:10.1016/j.jmii.2018.05.003

Formulasi Isoniazid
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 04 Januari 2025, 18:25
Pasien anak dalam terapi OAT 5 bulan lebih mengalami muntah, tidak mau makan, badan agak hangat
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, izin diskusi. Pasien anak usia 2,5 tahun, dalam terapi OAT sudah 5 bulan lebih. 1 hari yg lalu muntah2 >5x, tidak mau makan, badan agak hangat....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.