Kontraindikasi dan Peringatan Zidovudin
Kontraindikasi zidovudin atau zidovudine adalah riwayat hipersensitivitas terhadap zidovudin. Peringatan khusus terkait zidovudin yang perlu diwaspadai adalah risiko neutropenia dan anemia berat pada infeksi HIV lanjut, risiko miopati simtomatik pada penggunaan jangka panjang, dan risiko asidosis laktat dan hepatomegali berat dengan steatosis pada penerima analog nukleosida tunggal atau kombinasi.[1,4]
Kontraindikasi
Zidovudin dikontraindikasikan pada pasien yang pernah mengalami hipersensitivitas, seperti reaksi anafilaktik dan angioedema akibat terapi zidovudin. Obat ini juga tidak boleh diberikan pada pasien yang pernah mengalami sindrom Stevens-Johnson akibat terapi zidovudin sebelumnya.[4]
Peringatan
Peringatan black box dari FDA menyatakan bahwa penggunaan zidovudin harus berhati-hati pada pasien dengan gangguan sumsum tulang, terapi zidovudin jangka panjang, kombinasi dengan antiretroviral lain, dan immune reconstitution syndrome.
Gangguan Sumsum Tulang
Pasien dengan gangguan sumsum tulang yang memiliki jumlah granulosit <1.000 sel/mm3 atau kadar hemoglobin (Hb) <9,5 g/dl harus diperhatikan. Toksisitas hematologi akibat zidovudin bervariasi tergantung pada jenis gangguan sumsum tulang, dosis terapi, dan durasi terapi yang diberikan.
Penurunan kadar hemoglobin dapat terjadi 2–4 minggu dan neutropenia dapat terjadi 6–8 minggu setelah memulai terapi. Penghentian dosis atau transfusi darah mungkin diperlukan pada pasien yang mengalami anemia atau neutropenia.[1,4]
Miopati dan Miositis
Penggunaan terapi zidovudin jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya miopati dan miositis.[1,4]
Asidosis Laktat dan Hepatomegali
Zidovudin merupakan antiretroviral golongan nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI). Semua NRTI dalam bentuk tunggal maupun kombinasi dengan antiretroviral lainnya memiliki risiko menyebabkan asidosis laktat dan hepatomegali berat dengan steatosis. Sebagian besar kasus terjadi pada wanita, pasien obesitas, dan pasien yang memiliki faktor risiko penyakit hati.[1,4]
Dekompensasi Hepar
Kombinasi zidovudin dan interferon alfa dengan atau tanpa ribavirin pada pasien yang mengalami koinfeksi hepatitis B atau hepatitis C meningkatkan risiko dekompensasi hepar, anemia, dan neutropenia yang berakibat fatal.[1,4]
Immune Reconstitution Syndrome
Immune reconstitution syndrome mungkin terjadi bila beberapa antiretroviral dipadukan. Pasien mengalami respons inflamasi atau gangguan autoimun.[1,4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur