Indikasi dan Dosis Efavirenz
Indikasi pemberian efavirenz adalah infeksi HIV tipe 1 pada pasien dewasa dan anak. Dosis dewasa yang dianjurkan adalah 600 mg sekali sehari.
Indikasi Efavirenz
Efavirenz diindikasikan untuk infeksi HIV tipe 1 pada pasien dewasa dan anak. Kombinasi efavirenz, tenofovir, dan emtricitabin atau lamivudin adalah lini pertama pengobatan HIV tipe 1 yang direkomendasikan.[1-8,13]
Dosis Efavirenz
Efavirenz dapat digunakan baik pada pasien dewasa maupun pada pasien anak di atas 3 bulan.
Dosis Efavirenz untuk Pasien Dewasa
Dosis dewasa yang dianjurkan adalah 600 mg sekali sehari. Beberapa penelitian menunjukkan noninferioritas dari efavirenz 400 mg sekali sehari. Namun, dosis ini masih jarang digunakan, sehingga data terkait efikasinya pada populasi tertentu seperti pada pasien hamil belum dapat dipastikan.[1,13,14]
Dosis Efavirenz untuk Pasien Anak
Dosis harian efavirenz yang dianjurkan untuk pasien anak (usia 3 bulan atau lebih, dengan berat badan antara 3,5-40 kg) adalah sebagai berikut:
- 3,5 kg sampai kurang dari 5 kg: 100 mg
- 5 kg sampai kurang dari 7,5 kg: 150 mg
- 7,5 kg sampai kurang dari 15 kg: 200 mg
- 15 kg sampai kurang dari 20 kg: 250 mg
- 20 kg sampai kurang dari 25 kg: 300 mg
- 25 kg sampai kurang dari 32,5 kg: 350 mg
- 32,5 kg sampai kurang dari 40 kg: 400 mg[3]
Penyesuaian Dosis pada Penurunan Fungsi Ginjal dan Hepar
Tidak diperlukan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan bersihan ginjal, oleh karena ekskresi Efavirenz melalui urine kurang dari 1%.[1-8]
Efavirenz tidak dianjurkan untuk pasien dengan gangguan hepar sedang dan berat. Sementara itu, pasien dengan gangguan hepar ringan dapat diterapi dengan menggunakan dosis yang sama seperti pasien tanpa gangguan hepar. Namun, pengawasan terkait fungsi hepar harus dilakukan, oleh karena metabolisme efavirenz yang melibatkan sitokrom P450.[1-6,13]
Pasien di Atas Usia 65 Tahun
Uji klinis Efavirenz tidak melibatkan cukup banyak pasien berusia lebih dari 65 tahun, sehingga respon terapi pada populasi tersebut tidak diketahui dengan pasti. Pada dasarnya, penyesuaian dosis dan pengawasan terkait fungsi hepar, jantung, serta ginjal harus dilakukan secara kasus per kasus.[1-6,13]