Kontraindikasi dan Peringatan Nevirapine
Kontraindikasi nevirapine adalah adanya gangguan hepar derajat sedang atau berat dan penggunaan sebagai profilaksis pascapaparan. Peringatan penggunaan diberikan karena nevirapine dapat menyebabkan hepatotoksisitas, reaksi hipersensitivitas, dan terjadinya resistensi human immunodeficiency virus.
Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan nevirapine adalah adanya gangguan hepar yang sedang atau berat berdasarkan kategori Child-Pugh B atau C. Penggunaan nevirapine pada pasien gangguan hepar ini dapat menyebabkan terjadinya gagal hati.
Nevirapine juga tidak dapat digunakan sebagai profilaksis pasca paparan. Hal ini disebabkan karena nevirapine berpotensi menyebabkan toksisitas dan reaksi hipersensitivitas yang mengancam nyawa, misalnya anafilaksis.[12,13,15]
Peringatan
Peringatan penggunaan nevirapine diberikan akibat potensi nevirapine menyebabkan hepatotoksisitas, reaksi hipersensitivitas, serta risiko resistensi bila nevirapine digunakan sebagai monoterapi.
Hepatotoksisitas
Nevirapine dapat menyebabkan gangguan pada hepar, terutama pada 6–18 minggu pertama pemakaian. Gejala gangguan hepar mungkin tidak spesifik, antara lain fatigue, malaise, anorexia, ikterus, hepatomegali, serta dapat disertai dengan peningkatan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT). Pasien yang mengalami reaksi terhadap hepar atau kulit juga dapat mengalami rhabdomyolisis.
Pemantauan klinis dan pemeriksaan fungsi hati perlu dilakukan secara berkala pada awal penggunaan. Jika klinis pasien menunjukkan gejala hepatitis atau ditemukan peningkatan SGPT, segera hentikan terapi nevirapine. Pasien juga disarankan untuk memeriksa antigen dan antibodi hepatitis B dan hepatitis C untuk mengetahui adanya risiko lain gangguan pada hepar.[5,10]
Reaksi Hipersensitivitas
Pasien yang menggunakan nevirapine juga memiliki risiko mengalami reaksi hipersensitivitas yang berat, terutama pada daerah mukokutaneus, misalnya sindrom Stevens-Johnson atau toxic epidermal necrolysis. Hal ini biasanya ditemukan pada 6 minggu pertama.
Untuk menurunkan risiko terjadinya hipersensitivitas, gunakan dosis periode lead-in, yaitu 200 mg/hari selama 14 hari. Pada pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas penggunaan nevirapine harus dihentikan secara permanen. Jika tidak segera dihentikan, dapat terjadi reaksi yang lebih berat.[1,12]
Resistensi
Hindari pemakaian nevirapine sebagai monoterapi pada infeksi human immunodeficiency virus (HIV), sebab berisiko menyebabkan resistensi virus terhadap nevirapine. Virus yang telah resisten terhadap nevirapine, mungkin bersifat cross-resistant terhadap golongan non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI) lainnya, seperti efavirenz.[1,10]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra