Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Nevirapine
Penggunaan nevirapine pada kehamilan harus dilakukan dengan berhati-hati, dan sebaiknya tidak diberikan pada pasien perempuan dengan hitung CD4+ di atas 250 sel/mm3. Nevirapine dapat diekskresikan melalui air susu ibu, sehingga sebaiknya ibu tidak menyusui selama mendapatkan nevirapine.
Penggunaan pada Kehamilan
Penggunaan nevirapine pada kehamilan belum digolongkan oleh Food and Drug Administration (FDA) belum digolongkan ke dalam kategori apapun.
Menurut Therapeutic Goods Administration (TGA), nevirapine masuk dalam kategori B3. Artinya, obat telah dikonsumsi oleh sejumlah kecil wanita hamil atau wanita dalam usia reproduktif, dan selama observasi tidak menimbulkan peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya lain secara langsung maupun tidak langsung. Studi pada hewan menunjukkan adanya peningkatan kejadian kerusakan pada fetus, tetapi belum tentu ditemukan pada manusia.[11]
Berdasarkan Antiretroviral Pregnancy Registry (APR), tidak terdapat perbedaan tingkat terjadinya kelainan kongenital antara populasi yang mengonsumsi nepiravine dan populasi umum. Namun, angka kejadian abortus tidak dilaporkan dalam APR.
Perempuan hamil yang mengonsumsi nevirapine secara jangka panjang berisiko untuk mengalami gangguan hepar berat. Penggunaan nevirapine harus dilakukan secara berhati-hati selama kehamilan. Pasien perempuan dengan hitung CD4+ di atas 250 sel/mm3 sebaiknya tidak memulai terapi nevirapin, kecuali bila besarnya manfaat melebihi risiko membahayakan janin.[7,8,14]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Nevirapine disekresikan dalam air susu ibu (ASI) dengan jumlah yang cukup signifikan. Perbandingan antara konsentrasi nevirapine pada ASI dan serum ibu adalah 0,6. Nevirapine memiliki waktu paruh yang panjang, sehingga obat dapat tertinggal dalam air susu dan juga pada serum bayi untuk waktu yang lama. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi human immunodeficiency virus (HIV) yang resisten obat, terutama jika nevirapine digunakan sebagai terapi profilaksis tunggal.
Oleh sebab itu, sebaiknya ibu tidak menyusui bayinya selama mendapatkan terapi nevirapine. Tidak menyusui bayi juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya transmisi HIV postnatal.[13,14]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra