Kontraindikasi dan Peringatan Paxlovid™
Salah satu kontraindikasi penggunaan Paxlovid™ adalah pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap Paxlovid™ atau komponen lain dalam obat ini. Peringatan pada penggunaan Paxlovid™ berkaitan dengan penggunaan bersamaan dengan obat lain yang klirensnya tergantung CYP3A, seperti simvastatin, amlodipine, dan amiodarone.[1,5]
Kontraindikasi
Paxlovid™ dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap zat aktif (nirmatrelvir atau ritonavir) atau komponen lain obat ini.[1,5]
Paxlovid™ juga dikontraindikasikan pemberiannya bersamaan dengan obat lain yang klirensnya tergantung CYP3A, seperti simvastatin, amlodipine, dan amiodarone, dronedarone, dan kolkisin. Peningkatan konsentrasi obat-obatan tersebut berhubungan dengan reaksi yang serius dan mengancam nyawa.[1,5]
Selain itu, Paxlovid™ dikontraindikasikan penggunaannya bersamaan dengan obat lain yang menginduksi CYP3A, seperti carbamazepine, fenitoin, dan rifampisin. Pemberian bersamaan dapat mengurangi konsentrasi nirmatrelvir atau ritonavir secara signifikan dan mengakibatkan berkurangnya respon virologis dan munculnya resistensi.[1,5]
Peringatan
Paxlovid™ merupakan suatu penghambat CYP3A. Pada pasien yang mendapat Paxlovid™ bersamaan dengan obat lain yang dimetabolisme oleh enzim CYP3A, dapat terjadi peningkatan kadar obat lain tersebut di dalam plasma. Sebaliknya, penggunaan obat lain yang dapat menghambat atau menginduksi CYP3A juga dapat meningkatkan atau menurunkan konsentrasi Paxlovid™ di darah.[1,5]
Ritonavir dapat menyebabkan peningkatan enzim transaminase, hepatitis, dan jaundice. Oleh sebab itu, Paxlovid™ harus diberikan secara hati-hati pada pasien dengan penyakit hati, abnormalitas enzim hati, atau hepatitis. Selain itu, terdapat risiko terjadinya resistensi terhadap penghambat protease HIV pada pasien HIV yang belum terkontrol atau belum terdiagnosis.[1,5]
Beberapa laporan kasus terkini melaporkan bahwa pengguna Paxlovid™ mungkin mengalami COVID-19 rebound, yaitu munculnya kembali gejala atau berubahnya hasil tes menjadi positif lagi setelah sebelumnya tampak negatif. Namun, peneliti belum mengetahui apakah hal ini disebabkan oleh Paxlovid™, perjalanan alami penyakit, atau reinfeksi.