Kontraindikasi dan Peringatan Ritonavir
Kontraindikasi ritonavir adalah riwayat hipersensitivitas, serta pada penggunaan bersama dengan obat yang menstimulasi atau membutuhkan CYP3A dalam metabolisme dan klirens.[2]
Kontraindikasi
Konsumsi ritonavir kontraindikasi pada penderita yang pernah memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap ritonavir maupun metabolitnya. Reaksi hipersensitivitas dapat bermanifestasi dalam beberapa gejala, seperti urtikaria, bronkospasme, angioedema, maupun manifestasi sebagai toxic epidermal necrolysis (TEN) dan sindrom Stevens-Johnson (SJS).
Konsumsi bersama dengan obat yang mengandalkan CYP3A untuk klirens dan berperan sebagai induser juga kontraindikasi karena dapat menyebabkan efek samping yang mengancam jiwa, menghilangkan efek terapeutik, serta berpotensi menyebabkan resistensi.
Contoh obat yang kontraindikasi dikonsumsi bersama dengan ritonavir adalah alfuzosin, amiodarone, quinidine, kolkisin, turunan ergot, cisapride, simvastatin, sildenafil, dan midazolam.[2]
Peringatan
Penggunaan ritonavir perlu diperhatikan pada bayi prematur, gangguan hati, penderita dislipidemia, hemofilia, dan diabetes mellitus.
Bayi Prematur
Konsumsi ritonavir, khususnya sediaan oral solution, pada bayi prematur dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa akibat masih kurangnya kemampuan untuk memetabolisme propilen glikol. Efek yang dapat timbul adalah toksisitas jantung yang ditunjukkan dengan adanya kardiomiopati, bradikardi, blok AV, asidosis laktat, gagal ginjal akut, depresi nafas dan sistem saraf pusat, hingga berujung pada kematian.[2]
Gangguan Hati
Peningkatan enzim hati hingga 5 kali lipat dapat terjadi terkait dengan konsumsi ritonavir. Selain itu, gejala hepatitis disertai dengan adanya ikterus juga dapat terjadi pada konsumsi ritonavir dengan atau tanpa konsumsi obat lainnya sehingga penggunaannya harus diberikan secara hati-hati pada penderita dengan riwayat penyakit hati.[2]
Dislipidemia
Ritonavir dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida. Selain itu, beberapa obat dislipidemia, terutama golongan inhibitor HMG CoA reduktase dapat berinteraksi dengan ritonavir. Konsumsi ritonavir dapat meningkatkan konsentrasi atorvastatin dan rosuvastatin, sehingga dibutuhkan titrasi dosis. Jenis lovastatin dan simvastatin dikontraindikasikan karena dapat menyebabkan myopati dan dan rabdomiolisis.[2]
Hemofilia
Konsumsi obat protease inhibitor, termasuk ritonavir, dilaporkan meningkatkan risiko perdarahan pada pasien hemofilia sehingga biasanya penggunaan obat ritonavir dihentikan bila terjadi perdarahan. Beberapa pasien membutuhkan tambahan faktor VIII untuk tata laksana kasus hemofilia yang membutuhkan ritonavir.[2]
Diabetes Melitus
Pemberian terapi protease inhibitor, termasuk ritonavir, dapat menyebabkan diabetes mellitus, eksaserbasi diabetes mellitus, maupun kondisi hiperglikemia. Pada beberapa kasus bahkan dapat terjadi ketoasidosis. Oleh karena itu, biasa dibutuhkan inisiasi atau penyesuaian dosis insulin atau obat hipoglikemia oral pada penderita.[2]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja