Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Cytarabine
Penggunaan cytarabine pada kehamilan termasuk dalam kategori D dan tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui. Cytarabine dapat tetap diberikan pada ibu hamil jika manfaat lebih tinggi daripada risiko pada janin.[7]
Penggunaan pada Kehamilan
Food and Drug Administration (FDA) memasukan cytarabine ke dalam kategori D. Terdapat bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, termasuk dalam situasi yang mengancam jiwa.[7]
Demikian pula Therapeutic Goods Administration (TGA), dengan kategori D menyatakan obat yang telah mengakibatkan, dicurigai, atau berpotensi mengakibatkan peningkatan insiden malformasi janin atau suatu kelainan janin yang bersifat ireversibel. Obat-obatan ini memiliki efek samping membahayakan.[7]
Uji farmakologi dan hewan coba menunjukkan bahwa cytarabine dapat membahayakan janin, sehingga tidak direkomendasikan untuk kehamilan trimester pertama. Pada beberapa laporan kasus ditemukan defek ekstremitas dan telinga neonatus dari ibu hamil yang terpapar cytarabine di trimester pertama kehamilan. Risiko ini berkurang pada trimester selanjutnya.[1,17,18]
Pada semua trimester, cytarabine juga dikaitkan dengan pansitopenia, depresi leukosit, abnormalitas elektrolit, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, penurunan hematokrit dan platelet, terhambatnya perkembangan janin, intrauterine fetal death, serta kematian neonatus akibat sepsis. Pasien disarankan untuk menggunakan kontrasepsi selama pengobatan.[1,17,18]
Berdasarkan meta analisis oleh Horowitz et al. pasien hamil dengan leukemia mieloblastik akut yang mendapatkan regimen terapi anthracycline-cytarabine memiliki angka remisi komplit yang lebih tinggi dengan angka kesintasan maternal yang rendah. Angka kelahiran hidup mencapai 87% dengan komplikasi terkait kemoterapi sebesar 16%.[19]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Cytarabine tidak direkomendasikan pada ibu yang menyusui karena belum diketahui apakah obat ini diekskresikan melalui ASI atau efeknya terhadap bayi yang disusui. Pada penelitian yang dilakukan terhadap tikus percobaan yang diberikan cytarabine pada saat laktasi, didapatkan transmisi vertikal efek genotoksik dari cytarabine.[2,20]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini