Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Cytarabine general_alomedika 2023-01-31T08:58:51+07:00 2023-01-31T08:58:51+07:00
Cytarabine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Cytarabine

Oleh :
dr. Regina Putri Apriza
Share To Social Media:

Farmakologi cytarabine adalah mengganggu sintesis pirimidin, dengan menghambat DNA polimerase pada fase S dari siklus sel. Cytarabine intravena digunakan untuk menginhibisi replikasi DNA pada sel leukemia. Selain itu, obat ini juga memiliki aktivitas sebagai antivirus dan imunosupresan.[2,8-12]

Farmakodinamik

Cytarabine diberikan seringkali melalui rute intravena. Dosis tinggi dapat ditoleransi dengan lebih baik ketika diberikan secara bolus daripada perinfus. Hal ini karena clearance cytarabine yang cepat.[2,5]

Cytarabine merupakan analog pirimidin yang terinkorporasi dengan DNA, sehingga mengganggu sintesis pirimidin. Mekanisme kerja utama obat ini yaitu dengan menghambat DNA polimerase sehingga menyebabkan penurunan sintesis dan repair DNA. Cytarabine juga memiliki aktivitas antivirus dan imunosupresan.[8]

Cytarabine bekerja dengan menginhibisi sintesis deoxyribonucleic acid (DNA) secara spesifik pada fase S dari siklus sel (memblokade progresi dari G1 ke fase S). Regulasi progresi sel dari fase G1 ke fase S merupakan proses yang kompleks dan melibatkan aktivasi berbagai siklin melalui fosforilasi.[9-12]

Inhibisi replikasi DNA oleh cytarabine pada sel leukemia pada check point fase G1/S menyebabkan tidak terjadinya progresi sel leukemik ke fase S. Namun, blokade fase G1/S oleh cytarabine bersifat parsial sehingga dapat menyebabkan fraksi kecil dari sel leukemia terhindar dari kerja kemoterapeutik ini.[9-12]

Farmakokinetik

Cytarabine dapat diadministrasikan lewat injeksi intravena, subkutan, dan intratekal. Absorpsi dan konsentrasi puncak obat pada plasma tergantung cara pemberian tersebut.

Absorpsi

Pada sediaan injeksi vena, cytarabine memiliki waktu paruh plasma sekitar 10 menit, sedangkan secara injeksi subkutan akan memiliki waktu mencapai konsentrasi puncak pada plasma sekitar 20‒60 menit. Cytarabine tidak efektif jika diberikan secara oral karena mengalami deaminasi secara cepat di saluran cerna dan hanya 20% yang dapat diabsorpsi secara oral.[1,5]

Distribusi

Volume distribusi cytarabine berkisar antara 3±11,9 L/kg dan distribusi secara luas dan cepat. Cytarabine berikatan dengan protein plasma hingga 13%. Cytarabine dapat masuk plasenta dan dapat berdifusi melewati sawar darah otak setelah injeksi intravena.

Namun, karena aktivitas deaminasi yang rendah di cairan serebrospinal, konsentrasi dapat tercapai setelah infus intravena kontinyu atau injeksi intratekal hingga kadar pada cairan serebrospinal 40‒50% dari kadar plasma dengan waktu paruh eliminasi terminal selama 3,5 jam.[5]

Metabolisme

Metabolisme cytarabine utamanya terjadi di hepar. Cytarabine dimetabolisme oleh deoksisitidin kinase dan nukleotida kinase lain melalui proses fosforilasi menjadi bentuk aktifnya yaitu arasitidin trifosfat. Sekitar 86-96% dimetabolisme menjadi bentuk inaktif yaitu arabinoside urasil (ARA-U) melalui proses deaminasi di hati dan ginjal.

Proses deaminasi dilakukan oleh cytidine deaminase (CR). Kadar CR deaminase tertinggi yaitu pada hati dan limpa sehingga organ-organ ini sulit untuk di invasi sel leukemik. Administrasi intratekal dapat menyebabkan konversi menjadi ARA-U lebih sedikit karena rendahnya kadar deaminase pada cairan serebrospinal.[13,14]

Eliminasi

Cytarabine diekskresikan melalui urine (80-90% sebagai metabolit inaktif dalam 24 jam, sekitar 10% sebagai senyawa obat yang tidak diubah). Waktu paruh eliminasi secara intravena pada inisial sekitar 7‒20 menit secara intravena, pada eliminasi terminal sekitar 1‒3 jam secara intravena. Sementara waktu paruh eliminasi secara intratekal yaitu 2‒6 jam hingga waktu paruh eliminasi terminal 100-263 jam.[5]

Resistensi

Resistensi terhadap cytarabine dapat terjadi akibat berbagai mekanisme, yaitu defisiensi CdR kinase dan peningkatan kadar dCTP intraseluler pada sel leukemia.

Defisiensi CdR Kinase

Cytarabine merupakan prodrug yang diaktivasi oleh fosforilasi oleh deoksisitidin kinase (CdR). Oleh karena gen CdR kinase pada manusia berada pada kromosom 4, terdapat dua salinan gen ini pada sel. Resistensi komplit terhadap obat ini akibat defisiensi CdR kinase sangat jarang terjadi karena perlu terjadi inaktivasi gen dari kedua alel.[15]

Untuk mengetahui apakah terdapat defisiensi CdR kinase, diperlukan pemeriksaan sensitivitas obat in vitro pada sel blast leukemia. Adanya defisiensi CdR kinase akan tampak dari kurangnya inhibisi sintesis DNA oleh cytarabine pada sel leukemia.[15]

Peningkatan Kadar dCTP Intraseluler pada Sel Leukemia

Mekanisme lain dari resistensi terhadap cytarabine yaitu adanya peningkatan kadar dCTP intraseluler pada sel leukemik. dCTP memiliki kerja ganda sebagai antagonis cytarabine. Pertama, dCTP bekerja sebagai inhibitor kompetitif dari inkorporasi cytarabine ke DNA. Kedua, dCTP merupakan inhibitor umpan balik CdR kinase sehingga mengurangi fosforilasi dari cytarabine.[9]

Deaminasi cytarabine oleh CR menyebabkan hilangnya aktivitas antineoplastik. Sel yang mengalami overekspresi CR deaminase akan menyebabkan terjadinya resistensi terhadap cytarabine. Pada studi ditemukan bahwa peningkatan ekspresi CR deaminase pada leukemia blast umumnya terjadi setelah terapi dengan decitabine.[15]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Drugs.com. Cytarabine. November 2022. https://www.drugs.com/mtm/cytarabine.html
2. Badan POM RI. Antimetabolit. 2020. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-8-keganasan-dan-imunosupresi/81-keganasan/813-antimetabolit
5. MIMS. Cytarabine. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cytarabine
8. S. C. Sweetman (ed.), Martindale, The Complete Drug Reference, 33rd edn., The Pharma- ceutical Press, Chicago, USA, 2002, p. 525.
9. Momparler RL. Optimization of cytarabine (ARA-C) therapy for acute myeloid leukemia. Exp Hematol Oncol. 2013;2:20
10. Giacinti C, Giordano A. RB and cell cycle progression. Oncogene. 2006;25:5220–27
11. Momparler RL, et al. Epigenetic action of decitabine (5-aza-2’- deoxycytidine) is more effective against acute myeloid leukemia than cytotoxic action of cytarabine (ARA-C) Leuk Res. 2013;37:980-4
12. Momparler RL, et al. Comparison of the antileukemic activity of 5- aza-2’-deoxycytidine, 1-ß-D-arabinofuranosyl-cytosine and 5-azacytidine against L1210 leukemia. Leuk Res. 1984;8:1043–9
13. Ebrahem Q, Mahfouz RZ, et al.High cytidine deaminase expression in the liver provides sanctuary for cancer cells from decitabine treatment effects. Oncotarget. 2012;3:1137–45
14. Lachmann N, Brennig S, et al.Myeloprotection by cytidine deaminase gene transfer in antileukemic therapy. Neoplasia. 2013;15:239–48
15. Raynal NJ, Momparler LF, et al.3-Deazauridine enhances the antileukemic action of 5-aza-2’-deoxycytidine and targets drug-resistance due to deficiency in deoxycytidine kinase. Leuk Res. 2011;35:110–8

Pendahuluan Cytarabine
Formulasi Cytarabine

Artikel Terkait

  • Interpretasi Hitung Jenis Leukosit - Shift to the Left pada Neutrofil
    Interpretasi Hitung Jenis Leukosit - Shift to the Left pada Neutrofil
  • Pengaruh Usia Donor Transplantasi Sel Punca Hemopoietik pada Kasus Leukemia Akut
    Pengaruh Usia Donor Transplantasi Sel Punca Hemopoietik pada Kasus Leukemia Akut
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 29 Agustus 2024, 08:36
Terapi bronkopneumonia pada pasien ALL/acute lymphoid leukimia
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter Izin bertanya dok, untuk kasus bronkopneumonia pada pasien ALL apakah tatalaksananya sama seperti bronkopneumonia biasa? Kemudian apabila anak...
Anonymous
Dibalas 24 Oktober 2023, 19:02
Membedakan pasien CML fase krisis dengan AML
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin bertny dok pasien CML fase krisis blas bagaimana membedakan dg AML dan apa terapinya?
Anonymous
Dibalas 16 Februari 2023, 09:23
Bisitopenia et leukositosis dengan curiga AIHA
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Saya mendapatkan laki laki usia 59thn pre-op hernia inguinalis, ternyata hasil lab didapatkan seperti ini. Klinis splenomegali schufner 2-3. Pemeriksaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.