Farmakologi Everolimus
Farmakologi everolimus merupakan obat yang termasuk golongan imunosupresan dan protein kinase inhibitor. Everolimus setelah berikatan pada protein intrasel akan membentuk komplek yang menghambat aktivitas mechanistic target of rapamycin (mTOR) dan selanjutnya menghambat pertumbuhan sel. Hambatan aktivitas mTOR meningkatkan efektivitas terapi everolimus pada pasien kanker payudara yang juga telah resisten terhadap terapi endokrin.[1-3,11]
Farmakodinamik
Everolimus merupakan obat antineoplastik untuk beberapa keganasan, seperti kanker payudara stadium lanjut, tumor neuroendokrin, karsinoma sel renal stadium lanjut, dan tuberous sclerosis complex. Obat ini bekerja menghambat pertumbuhan sel kanker dengan cara angiogenik, yaitu menurunkan aliran darah ke lokasi kanker dan menekan faktor pertumbuhan sel.[3,6,8]
Everolimus bekerja dengan berikatan pada protein intrasel, FK binding protein-12 (FKBP-12), membentuk komplek yang menghambat aktivitas mTOR serine-threonine kinase dan menghambat faktor pertumbuhan sel vascular endothelial growth-factor (VEGF) serta hypoxia-inducible factor (HIF-1). Efek imunosupresif everolimus bekerja dengan menghambat aktivasi rangsangan antigenik, interleukin (IL) 2 dan IL 15, serta proliferasi limfosit sel T dan sel B.[3,6,8]
Everolimus juga memiliki efek imunosupresif dan antiproliferatif untuk profilaksis penolakan transplantasi ginjal dan transplantasi hati. Efek imunosupresif terjadi karena penghambatan proliferasi sel B dan sel T, serta penghambatan diferensiasi dan produksi antibodi. Sedangkan efek antiproliferatif adalah menghambat sinyal rapamycin (mechanism target of rapamycin / mTOR) dari target mamalia sehingga menghambat pertumbuhan sel.[1-4]
Farmakokinetik
Farmakokinetik everolimus banyak dipengaruhi oleh faktor genetik yang akan mempengaruhi kadar obat everolimus di dalam darah. Everolimus juga merupakan substrat CYP3A4 dan P glikoprotein (P-gp) yang berperan dalam interaksi obat, serta merupakan induser/inhibitor CYP3A4 ataupun P-gp.[3,6,9]
Absorpsi
Everolimus mengalami absorpsi yang cepat pada traktus gastrointestinal, dan akan mencapai kadar puncak dalam waktu 1−2 jam setelah pemberian dosis oral 5−70 mg pada pasien dengan tumor organ solid. Steady state dicapai dalam waktu 2 minggu setelah pemberian oral. Pemberian everolimus bersama dengan makanan tinggi lemak akan menurunkan absorpsinya secara sistemik.[3,6]
Distribusi
Ikatan protein everolimus mencapai 74% dengan volume distribusi 128 sampai 589 L. Studi pada tikus menyimpulkan bahwa kadar everolimus yang tinggi ditemukan pada tikus yang menyusui, sehingga sampai saat ini studi pada ibu yang menyusui tidak dilakukan.[3,6,9]
Metabolisme
Everolimus merupakan substrat CyP3A4 dan P-glikoprotein (PgP) yang metabolismenya dipengaruhi oleh isoenzim CYP3A4 di hati. Studi yang dilakukan setelah pemberian oral everolimus menunjukkan bahwa enam metabolit yang terdeteksi pada darah manusia adalah 3 metabolit monohidroksilat, 2 produk cincin hidrolitik, dan 1 konjugat fosfatidilkolin. Studi pada hewan menyimpulkan metabolit tersebut memiliki aktivitas 100 kali kurang poten dibandingkan dengan everolimus.[3,5,6]
Ekskresi
Waktu yang dibutuhkan obat everolimus untuk mencapai kadar setengah, atau waktu paruh, adalah sekitar 30 jam. Eliminasi obat terutama melalui feses 80% dan urin sekitar 5%.[3,6]