Pengawasan Klinis Everolimus
Pengawasan klinis pemberian everolimus termasuk pemeriksaan awal sebelum pasien diberikan obat, yaitu pemeriksaan fungsi hati, darah rutin, blood urea nitrogen (BUN), dan kadar protein urin sebagai data dasar. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan secara periodik setiap 6 bulan selama 1 tahun pertama terapi, dan selanjutnya setiap tahun. Pasien wanita usia subur sebelum terapi harus dilakukan tes kehamilan.[5,9,10]
Penggunaan everolimus pada penderita diabetes melitus, hiperlipidemia, kelainan hematologi, serta penyakit infeksi kronis dapat memperburuk kondisi penyakit. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium lain yang harus dilakukan adalah pemeriksaan kadar HbA1c, glukosa darah puasa, dan lipid darah. Pemeriksaan dilakukan sebelum terapi everolimus diberikan dan selanjutnya setiap tahun.[5,9,10]
Pemeriksaan kadar everolimus di dalam darah dilakukan jika terdapat obat induser atau inhibitor CYP3A4 atau P-gp yang diberikan bersama dengan everolimus. Keberhasilan terapi everolimus dipengaruhi oleh kadar everolimus yang cukup di dalam darah, tetapi kadar everolimus yang terlalu tinggi juga akan berisiko terhadap peningkatan efek samping.[3,5,10]
Oleh karena itu, sangat diperlukan pemeriksaan kadar minimum everolimus. Penggunaan everolimus pada pasien tuberous sclerosis complex (TSC) dengan subependymal giant cell astrocytoma (SEGA) atau partial onset seizures dilakukan pemeriksaan kadar everolimus setiap 1−2 minggu setelah terapi awal diberikan, atau setelah dilakukan penyesuaian dosis.[4,5,10]