Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Leflunomide
Penggunaan leflunomide pada kehamilan termasuk dalam kategori X oleh FDA. Oleh karena itu, obat ini tidak direkomendasikan pada ibu hamil. Penggunaan pada ibu yang menyusui juga tidak dianjurkan karena ada atau tidaknya ekskresi obat ini ke dalam ASI belum diketahui dengan pasti.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori X (FDA): Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko terhadap janin. Obat dalam kategori ini dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan untuk hamil.[6]
Leflunomide diduga memberikan efek teratogenik dan meningkatkan risiko kematian janin bila diberikan pada wanita hamil. Wanita usia subur yang tidak menggunakan kontrasepsi (berpotensi hamil) sebaiknya tidak menggunakan leflunomide sampai kemungkinan hamil bisa disingkirkan.
Sebelum memulai pengobatan dengan leflunomide, pasien harus diberikan konseling tentang potensi risiko serius pada janin. Pasien harus diedukasi untuk menggunakan kontrasepsi yang tepat dan diinformasikan untuk segera memberitahukan dokter jika ada tanda-tanda kehamilan selama terapi. Penurunan kadar metabolit aktif leflunomide dalam darah secara cepat dapat dilakukan dengan menginisiasi proses eliminasi obat.
Proses eliminasi obat ini dilakukan dengan pemberian kolestiramin dan diharapkan dapat mengurangi risiko paparan janin terhadap obat. Semua wanita yang menerima leflunomide tetapi ingin hamil harus menghentikan pengobatan dan menjalani prosedur eliminasi obat.[6,9]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Leflunomide sebaiknya tidak digunakan oleh ibu menyusui. Hal ini dikarenakan ada atau tidaknya ekskresi obat ini ke dalam ASI masih belum diketahui dengan pasti. Bila harus diberikan, keputusan dibuat dengan mempertimbangkan manfaat dan risiko obat. Jika obat diberikan, sebaiknya bayi menggunakan susu formula.[6]