Efek Samping dan Interaksi Obat Epirubicin
Efek samping epirubicin yang paling perlu diwaspadai adalah mielosupresi yang dapat menyebabkan infeksi serius, syok sepsis, dan kematian. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan epirubicin bersama agen antineoplastik lain dan agen kardioaktif.
Efek Samping
Efek samping yang paling serius adalah mielosupresi yang dapat menimbulkan infeksi berat dan syok sepsis. Sementara itu, efek samping lain berdasarkan sistem organ yang bisa terpengaruh adalah sebagai berikut:
- Sistem integumen: alopesia, ruam, hiperpigmentasi kulit dan kuku
- Sistem hematologi: leukopenia, neutropenia, anemia, dan trombositopenia
- Sistem gastrointestinal: diare, mual, muntah, dan mukositis
- Sistem oftalmik: konjungtivitis, keratitis
- Sistem saraf pusat: rasa lemah, pusing, kebingungan, depresi, dan parestesia
- Gejala lain: anafilaksis, anoreksia, amenorea, hot flush, iritasi vena pada situs injeksi, dan hiperurisemia[1,3,12]
Interaksi Obat
Ada berbagai jenis obat yang dapat berinteraksi dengan epirubicin. Beberapa obat bisa meningkatkan konsentrasi epirubicin dalam darah, sehingga bisa meningkatkan efek samping kardiotoksik bagi organ jantung.
Agen Antineoplastik
Pemberian epirubicin bersama agen antineoplastik lain bisa berpotensi menyebabkan interaksi farmakodinamik yang meningkatkan efek toksik obat. Contohnya adalah penggunaan epirubicin bersama 5-fluorouracil, siklofosfamid, cisplatin, taxanes, dan trastuzumab. Pemberian harus berhati-hati dan hanya dengan pengawasan dokter yang benar-benar ahli dalam kemoterapi.[1,3]
Agen Kardioaktif
Pemberian epirubicin bersama agen kardioaktif akan meningkatkan risiko kardiotoksik dan meningkatkan risiko gagal jantung. Contoh agen kardioaktif adalah propranolol dan obat golongan penghambat kanal kalsium, seperti verapamil.[1,3]
Cimetidine
Cimetidine dapat meningkatkan konsentrasi epirubicin hingga 50%. Oleh karena itu, penggunaan cimetidine harus segera dihentikan saat menggunakan epirubicin.[1,3]