Indikasi dan Dosis Epirubicin
Indikasi utama epirubicin adalah sebagai terapi adjuvan pada pasien pasca reseksi tumor ganas primer payudara yang memiliki tumor metastasis di kelenjar getah bening aksila. Dosis epirubicin yang diberikan tergantung pada indikasinya. Meskipun kanker payudara merupakan indikasi utama, beberapa literatur melaporkan bahwa epirubicin juga dapat digunakan untuk beberapa jenis kanker lain.[1,2]
Contoh tumor lain yang dilaporkan bisa diterapi dengan epirubicin adalah tumor gaster, tumor paru, limfoma, mieloma multipel, dan karsinoma kandung kemih.[3,10,12]
Terapi Adjuvan Kanker Payudara
Ada dua cara pemberian epirubicin untuk kanker payudara. Cara pertama adalah dengan memberikan dosis total untuk setiap siklus sebagai dosis tunggal pada hari pertama siklus. Dosis epirubicin yang diberikan adalah 100 mg/m2 intravena yang diulang setiap 21 hari selama 6 siklus. Tiap dosis diberikan bersama 5-fluorouracil 500 mg/m2 intravena dan siklofosfamid 500 mg/m2 intravena.
Cara kedua adalah dengan memberikan epirubicin dalam dosis yang terbagi. Dosis yang diberikan adalah kombinasi epirubicin 60 mg/m2 intravena dan 5-fluorouracil 500 mg/m2 intravena pada hari ke-1 dan ke-8, serta siklofosfamid 75 mg/m2 peroral pada hari 1–14. Pemberian obat-obat ini diulang setiap 28 hari selama 6 siklus.[9,12]
Penyesuaian Dosis
Rekomendasi dosis kumulatif maksimal untuk setiap pasien adalah 900-1000 mg/m2 luas permukaan tubuh. Penyesuaian dosis dilakukan setelah siklus pertama dan didasarkan pada tingkat toksisitas hematologis dan nonhematologis.
Pada pemberian secara sekaligus di hari pertama, jika nilai trombosit <50.000/mm3, jika nilai absolute neutrophil counts (ANCs) <250/mm3, jika ada demam neutropenia, atau jika ada toksisitas nonhematologis derajat 3 atau 4, maka dosis pada siklus berikutnya diturunkan menjadi 75%.[1,3,4]
Pada pemberian dosis terbagi, dosis pada hari ke-8 diturunkan menjadi 75% dari dosis hari ke-1 bila nilai trombosit 75,000–100,000 dan nilai ANCs 1000–1499/mm3. Dosis hari ke-8 ditiadakan jika nilai trombosit <75,000 atau ANCs <1000/mm3 atau jika terjadi toksisitas nonhematologis derajat 3 atau 4.[1]
Terapi Limfoma dan Mieloma Multipel
Pada kondisi ini, dosis epirubicin adalah 60–90 mg/m2 dosis tunggal setiap 3–4 minggu. Dosis ini juga dapat diberikan menjadi dosis terbagi dalam 2–3 hari. Sediaan diinjeksikan secara bolus intravena dengan kecepatan 3–5 menit atau dengan bantuan infus selama 30 menit. Dosis terapi paliatif adalah 12,5–25 mg/m2 1 kali/minggu.[12]
Terapi Lokal Karsinoma Vesika Urinaria
Dosis epirubicin adalah 50 mg setiap minggu selama 8 minggu. Bila terjadi komplikasi sistitis, dosis diturunkan menjadi 30 mg dalam 50 mL setiap minggu. Dosis untuk karsinoma in-situ adalah 80 mg dalam 50 mL setiap minggu. Sebagai terapi preventif rekurensi pasca reseksi transuretra, epirubicin dapat diberikan dengan dosis 50 mg setiap minggu selama 4 minggu, lalu dilanjutkan dengan 50 mg sekali sebulan selama 11 bulan.[3,12]
Penggunaan pada Populasi Khusus
Untuk terapi pasien kanker payudara yang memiliki gangguan fungsi ginjal atau liver, dosis epirubicin perlu disesuaikan. Untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal, bila serum kreatinin >5 mg/dL maka dosis dikurangi 50%.
Untuk pasien dengan gangguan fungsi liver, bila kadar bilirubin 1,2–3 mg/dL atau bila kadar enzim aspartate transaminase (AST) 2–4 kali lipat batas atas nilai rujukan, maka dosis dikurangi 50%. Bila bilirubin >3 mg/dL atau bila AST >4 kali lipat batas atas nilai rujukan, maka dosis dikurangi hingga menjadi 25% saja. Bila gangguan fungsi liver parah, obat tidak disarankan.[9]