Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Etoposide general_alomedika 2023-06-16T10:27:44+07:00 2023-06-16T10:27:44+07:00
Etoposide
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Etoposide

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Farmakologi etoposide adalah menghambat sintesa DNA tumor. Sebagai obat antikanker, etoposide merupakan obat semisintetis turunan podophyllotoxins yang diabsorpsi dengan baik oleh usus,  dimetabolisme di hati, dan dieliminasi melalui urine.[4,7,8]

Farmakodinamik

Etoposide merupakan obat turunan dari podophyllotoxin yang memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan sel kanker. Etoposide memiliki mekanisme penghambat sintesis DNA, khususnya DNA topoisomerase II. Hal ini mengakibatkan proses pengikatan kembali rantai DNA terhambat, sehingga menyebabkan kesalahan fatal dalam sintesis DNA.

Kesalahan sintesis DNA akan memicu apoptosis atau penghancuran diri sendiri pada sel kanker.  Selain itu, obat ini juga dapat menghambat pembentukan beta isoform yang berkorelasi dengan efek karsinogenik. Karena itu, etoposide dapat digunakan untuk terapi kanker, seperti leukemia, limfoma Hodgkin, limfoma Non Hodgkin, dan kanker paru terutama small cell lung cancer (SCLC),[4,7,8]

Farmakokinetik 

Absorpsi etoposide terjadi di usus, kemudian dimetabolisme di hati dan dieliminasi melalui urine. Obat ini mencapai waktu puncak 1‒1,5 jam dan memiliki bioavailabilitas 15%.[4,7,8]

Absorpsi

Absorpsi etoposide terjadi dengan baik melalui dinding usus. Waktu puncak konsentrasi plasma adalah 1−1,5 jam. Bioavailability sebesar 15%, dengan range antara 25−75%.[4,7,8]

Distribusi

Pada percobaan uji klinis, didapatkan bahwa 97% etoposide berikatan dengan protein plasma manusia khususnya albumin. Etoposide memiliki waktu paruh sekitar 1,5 jam, dan rata-rata volume distribusi obat ini adalah 7‒17 L/m2. Selain itu, obat ini tidak dapat masuk ke dalam cairan serebrospinal dengan baik.[8]

Metabolisme

Pemberian etoposide secara intravena dapat dikonversikan secara sempurna ke dalam plasma. Metabolisme etoposide dimediasi oleh hati melalui  CYP3A4 dan CYP3A5. Selain itu, prostaglandin juga merupakan komponen yang bertanggung jawab terhadap adanya konversi etoposide menjadi quinone (O-Demethylated metabolite).[3,6]

Eliminasi

Eliminasi etoposide melalui ginjal, juga melalui bilier. Glukoronida dan konjugat sulfat dari etoposide diekskresikan melalui urine. Sekitar 56% dosis etoposide yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui akses intravena, terdapat pada urin. Rata-rata renal clearance obat ini adalah 7–10 mL/min/m2. Sedangkan total body clearance adalah 33–48 mL/min/m2.[8]

Resistensi

Resistensi penggunaan etoposide dapat terjadi karena adanya perubahan ekspresi dan aktivitas sel target, peningkatan efflux obat, dan perubahan respon mekanisme perusakan DNA.[9,10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor HK.01.07/MENKES/813/2019 tentang Formularium Nasional. 2019.
4. Kinda Karra. Associate, Medical Information and Drug Safety, Bristol-Myers Squibb Canada. Personal Communication. 11 April 2005.
6. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 36462, Etoposide. 2023. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Etoposide.
7. Drug.com. Etoposide pregnancy and Breastfeeding warnings. 2023 https://www.drugs.com/pregnancy/etoposide.html
8. Drug.com. Etoposide capsule. 2023. https://www.drugs.com/pro/etoposide-capsule.html
9. Qiu Z, Lin A, et al. A novel mutation panel for predicting etoposide resistance in small-cell lung cancer. Drug Des Devel Ther. 2019;13:2021-2041 https://doi.org/10.2147/DDDT.S205633
10. IARC Working Group on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans. Pharmaceuticals. Lyon (FR): International Agency for Research on Cancer; 2012. (IARC Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans, No. 100A.) ETOPOSIDE IN COMBINATION WITH CISPLATIN AND BLEOMYCIN. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK304323/

Pendahuluan Etoposide
Formulasi Etoposide

Artikel Terkait

  • Interpretasi Hitung Jenis Leukosit - Shift to the Left pada Neutrofil
    Interpretasi Hitung Jenis Leukosit - Shift to the Left pada Neutrofil
  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Pemeriksaan untuk Pasien Hemoptisis
    Pemeriksaan untuk Pasien Hemoptisis
  • Red Flags Batuk Kronis
    Red Flags Batuk Kronis
  • Penanganan Hemoptisis di Faskes Primer
    Penanganan Hemoptisis di Faskes Primer

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 29 Agustus 2024, 08:36
Terapi bronkopneumonia pada pasien ALL/acute lymphoid leukimia
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter Izin bertanya dok, untuk kasus bronkopneumonia pada pasien ALL apakah tatalaksananya sama seperti bronkopneumonia biasa? Kemudian apabila anak...
dr.Rinata Ayu Mayangsari
Dibalas 05 Agustus 2024, 22:17
Simvastatin untuk pengobatan dislipidemia pada penderita ca paru sedang kemoterapi?
Oleh: dr.Rinata Ayu Mayangsari
2 Balasan
Alo dokter. Saya dapat pasien dengan kadar kolesterol total 355 sedang menjalani kemoterapi, apakah tepat jika saya berikan simvastatin atau perlu saya rujuk...
Anonymous
Dibalas 24 Oktober 2023, 19:02
Membedakan pasien CML fase krisis dengan AML
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin bertny dok pasien CML fase krisis blas bagaimana membedakan dg AML dan apa terapinya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.