Efek Samping dan Interaksi Obat Bendamustine
Efek samping bendamustine yang sering dilaporkan berhubungan dengan gangguan hematologi, gangguan saluran cerna, dan kelainan kulit. Bendamustine juga memiliki interaksi dengan berbagai obat karena dipengaruhi oleh enzim sitokrom P450 1A2.[1-3,11]
Efek Samping
Efek samping bendamustine terbagi menjadi efek hematologi dan nonhematologi.
Efek Samping Hematologi
Efek samping hematologi tersering akibat penggunaan bendamustine adalah limfopenia, anemia, neutropenia, dan trombositopenia. Efek hematologi lain dapat berupa limfositopenia, depresi sumsum tulang, dan penurunan kadar hemoglobin. Pada kasus yang jarang juga bisa terjadi febrile neutropenia, pansitopenia, dan mielosupresi.[4,8,10]
Efek Samping Nonhematologi
Efek samping non hematologi mencakup:
- Gangguan saluran cerna: mual, muntah, diare, anoreksia, konstipasi, nyeri perut, stomatitis. Bendamustine bersifat emetogenik moderat, sehingga pada pemberiannya mungkin diperlukan penggunaan agen antiemetik seperti ondansetron
- Kelainan kulit: ruam kulit, pruritus, bengkak dan merah pada lokasi injeksi. Pada kasus kelainan kulit yang berat dapat diberikan steroid sistemik dan terapi suportif sesuai indikasi
- Kardiovaskular: atrial fibrilasi, gagal jantung kongestif, palpitasi, infark miokard, takikardia, hipotensi, eksaserbasi hipertensi, nyeri dada
- Metabolisme: penurunan berat badan, dehidrasi, hipokalemia, hiperurisemia, hiperglikemia, hipokalsemia, hiponatremia
- Lainnya: tumor lisis syndrome, reaksi anafilaksis, sakit kepala, pusing, lemas, demam, menggigil, edema perifer, peningkatan kadar bilirubin, dan gangguan tidur[4,8,10]
Interaksi
Gamma-hydroxy bendamustine (M3) dan N-desmethylbendamustine (M4) merupakan metabolit bendamustine yang terbentuk melalui sitokrom P450 1A2 (CYP1A2). Obat yang merupakan penghambat ataupun penginduksi CYP1A2 akan mempengaruhi kadar metabolit aktif bendamustine di dalam plasma.
Penggunaan bendamustine dengan penginduksi CYP1A2, seperti omeprazole, akan menyebabkan penurunan kadar plasma. Sementara itu, penggunaan bersama penghambat CYP1A2, seperti fluvoxamine dan ciprofloxacin, akan menaikkan kadar plasma.[4,7]