Efek Samping dan Interaksi Obat Dacarbazine
Efek samping dan interaksi obat dacarbazine berpotensi menimbulkan beberapa efek samping, seperti mielosupresi, hepatotoksisitas, urotoksisitas, kardiotoksisitas, hingga keganasan sekunder. Interaksi obat dacarbazine dengan obat lain dapat meningkatkan risiko timbulnya efek samping.[4,7]
Efek Samping
Efek samping dacarbazine dapat dibagi berdasarkan sistem organ yang terlibat.
Hematologi
Efek samping hematologi yang paling sering adalah mielosupresi yang juga mencakup leukopenia dan trombositopenia berat. Efek ini biasanya muncul dalam 2-4 minggu setelah dosis terakhir.
Selain itu, dacarbazine juga bisa menyebabkan anemia. Pemantauan ketat status hematologi selama terapi perlu dilakukan, terutama evaluasi leukosit, eritrosit, dan trombosit secara berkala.
Pada kondisi toksisitas hematopoietic, yang ditandai oleh kadar leukosit kurang dari 3000/mm3 dan trombosit kurang dari 100.000/mm3, pemberian dacarbazine dapat dihentikan sementara.[4,11]
Hepatologi
Hepatotoksisitas dapat terjadi sebagai efek dari trombosis vena hepar dan nekrosis hepatoseluler. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian dan sering dijumpai pada penggunaan dacarbazine bersama obat antineoplastik lainnya. Walaupun lebih jarang, efek samping ini juga pernah dilaporkan pada monoterapi dacarbazine.[4,11]
Kardiovaskuler
Nyeri akibat ekstravasasi obat dapat terjadi. Persiapan sediaan injeksi dan infus yang kurang baik dapat memicu terjadinya phlebitis. Hipotensi dapat terjadi pada penggunaan dosis tinggi >850 mg/m2.[4,22]
Gastrointestinal
Mual muntah sering terjadi setelah pemberian dacarbazine dan bersifat dose dependent.[4,7]
Urogenital
Sistitis hemoragik terjadi pada 40% pasien. Efek samping ini berpotensi fatal pada pasien yang mendapat terapi dosis tinggi atau terapi jangka panjang.[4,23]
Sistem Saraf
Meskipun jarang dilaporkan, dacarbazine bisa menyebabkan berbagai efek samping neurologis, seperti sakit kepala, paraplegia, parestesia, pandangan kabur, kejang, pusing, dan neuropati. Letargi dilaporkan terjadi pada 18% pasien.[4,7]
Kulit
Dermatitis fototoksik dilaporkan terjadi pada pasien yang menjalani terapi melanoma maligna dengan dacarbazine. Manifestasinya dapat berupa pruritus, macula-urticarial, dan ruam eritematosa pada area yang terpapar sinar matahari seperti wajah, leher, tangan, dan lengan.[11,24]
Rambut
Alopecia dapat terjadi pada pasien yang mendapat terapi dacarbazine.[7]
Sistem Imun
Terdapat sebuah laporan kasus yang melaporkan syok anafilaksis akibat dacarbazine. Sementara itu, kurang dari 10% pasien dilaporkan mengalami influenza-like syndrome yang terjadi pasca pemberian dosis tinggi, pada hari ke-2 sampai hari ke-7 pasca terapi dan dapat bertahan selama 7–21 hari.[4,7]
Kanker Sekunder
Beberapa laporan kasus melaporkan efek samping berupa leukemia. Acute non lymphocytic leukemia dilaporkan terjadi pasca terapi kombinasi dacarbazine dengan agen antineoplastik lain untuk kanker payudara.[4,7]
Interaksi Obat
Dacarbazine adalah substrat dari CYP1A2 dan CYP2E1. Penginduksi CYP1A2 seperti insulin dapat meningkatkan metabolisme dacarbazine. Obat lain yang diketahui dapat meningkatkan metabolisme dacarbazine adalah barbiturate, rifampicin, phenobarbital, dan phenytoin.
Sementara itu, inhibitor CYP1A2 seperti ciprofloxacin dan inhibitor CYP2E1 seperti cimetidine dapat mengurangi metabolisme dacarbazine.[4,7,25]
Koadministrasi dacarbazine dan interleukin-2 dilaporkan dapat menurunkan konsentrasi plasma dacarbazine.[7,25]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja