Efek Samping dan Interaksi Obat Doxorubicin
Efek samping doxorubicin yang signifikan adalah toksisitas jantung, mielosupresi berat, peningkatan risiko keganasan sekunder, dan nekrosis jaringan akibat ekstravasasi. Interaksi doxorubicin dengan beberapa obat lainnya dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan konsentrasi plasma doxorubicin.[1,4]
Efek Samping
Doxorubicin dapat menimbulkan efek samping yang bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang signifikan. Efek samping doxorubicin yang paling serius adalah:
- Kerusakan miokard (kardiomiopati) yang dapat menyebabkan gagal jantung kongestif. Faktor risiko terjadinya gagal jantung kongestif ini antara lain dosis obat kumulatif yang lebih tinggi, usia tua, kombinasi dengan obat kardiotoksik lainnya, riwayat disfungsi ventrikel kiri, dan hipertensi. Tingkat mortalitas dalam 1 tahun setelah terdiagnosa gagal jantung kongestif akibat doxorubicin adalah sekitar 50%. Obat ini juga dapat menimbulkan aritmia jantung
- Meningkatnya risiko keganasan sekunder seperti leukemia mieloblastik akut dan sindrom mielodisplasia
- Mielosupresi berat dapat menimbulkan infeksi yang serius, syok sepsis, hingga kematian
- Ekstravasasi saat pemberian intravena dapat menyebabkan nekrosis jaringan lokal yang serius dan mungkin membutuhkan eksisi dan skin grafting[1,4,9]
Selain efek samping tersebut, efek samping lain yang dapat terjadi adalah anemia, leukopenia, trombositopenia, mual, muntah, stomatitis, kelelahan, ruam kemerahan pada kulit, alopecia, anoreksia, dan konstipasi. Obat ini juga dapat menyebabkan urine berwarna kemerahan dan dapat menyebabkan hiperurisemia.[1,9]
Pada wanita usia reproduksi, penggunaan doxorubicin berpotensi menyebabkan infertilitas, amenore dan menopause dini. Selain itu, pada laki-laki doxorubicin dapat merusak spermatozoa dan jaringan testis sehingga menyebabkan kemungkinan kelainan genetik janin karena potensi genotoksisitas. Laki-laki dan wanita usia reproduksi disarankan untuk menggunakan kontrasepsi yang efektif selama pengobatan dengan doxorubicin dan setelah 3 bulan selesai pengobatan.[9]
Interaksi Obat
Doxorubicin dapat berinteraksi dengan obat lain dan menyebabkan peningkatan atau penurunan konsentrasi obat dalam plasma. Hal ini perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan dosis terapi tidak efektif atau justru meningkatkan risiko efek samping.
Meningkatkan Konsentrasi Plasma
Penggunaan doxorubicin dengan inhibitor sitokrom CYP3A4, CYP2D6 atau P-gp (contohnya verapamil) dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi dan efek samping doxorubicin terhadap jantung. Selain itu, penggunaan doxorubicin setelah obat paclitaxel juga dapat meningkatkan konsentrasi plasma doxorubicin. Jika harus digunakan bersama paclitaxel, disarankan untuk menggunakan doxorubicin terlebih dahulu.[4,9]
Menurunkan Konsentrasi Plasma
Penggunaan doxorubicin bersama dengan induktor CYP3A4 (misalnya phenobarbital dan phenytoin) dan induktor P-gp dapat menurunkan konsentrasi plasma doxorubicin sehingga penggunaan secara bersamaan sebaiknya dihindari.[4]
Menurunkan Respon Terhadap Tumor
Dexrazoxane merupakan agen kardioprotektif, namun obat ini tidak disarankan untuk diberikan bersama doxorubicin. Dalam suatu uji coba secara acak pada pasien kanker payudara metastasis, pemberian dexrazoxane sebelum kemoterapi dengan regimen yang mengandung doxorubicin menyebabkan tingkat respon terhadap tumor sangat rendah dan progresivitas penyakit menjadi lebih cepat.[4]
Meningkatkan Risiko Hepatotoksisitas dan Kolelitiasis
Penggunaan doxorubicin bersama 6-mercaptopurine menaikkan risiko hepatotoksisitas dan kolelitiasis. Pada 11 pasien dengan leukemia refrakter yang diberikan terapi 6-mercaptopurine dan doxorubicin, terlihat peningkatan serum total bilirubin, alkaline phosphatase, dan aspartate aminotransferase.[3,4]
Meningkatkan Risiko Disfungsi Jantung
Penggunaan doxorubicin dengan trastuzumab meningkatkan risiko terjadinya disfungsi jantung sehingga sebaiknya dihindari.[4]