Indikasi dan Dosis Tocilizumab
Indikasi tocilizumab meliputi rheumatoid arthritis, giant cell arthritis, juvenile idiopathic arthritis, dan cytokine release syndrome. Pada anak berusia 18 tahun ke bawah, obat ini hanya diindikasikan untuk juvenile idiopathic arthritis dan cytokine release syndrome.
Efikasi dan keamanan tocilizumab pada anak berusia 2 tahun ke bawah belum diketahui. Penggunaan tocilizumab di Indonesia masih terbatas untuk terapi penyakit rheumatoid arthritis, systemic juvenile idiopathic arthritis (SJIA), dan polyarticular juvenile idiopathic arthritis (PJIA) pada anak berusia 2 tahun ke atas, dengan sediaan intravena.[2,3,7,9]
Rheumatoid Arthritis
Tocilizumab diindikasikan pada pasien dewasa dengan rheumatoid arthritis derajat sedang hingga berat, yang tidak merespons terhadap setidaknya satu agen disease modifying anti rheumatic drugs (DMARDs). Terapi dapat dikombinasikan dengan methotrexate atau dengan DMARDs lainnya jika monoterapi tidak memberikan perbaikan klinis. Kombinasi tocilizumab dan methotrexate dapat menghambat progresivitas kerusakan sendi, yang terbukti dengan pemeriksaan Rontgen.[1,6,7]
Dosis tocilizumab untuk pasien dewasa adalah sebagai berikut:
- Intravena diberikan dengan dosis awal 4 mg/kgBB setiap 4 minggu, dapat ditingkatkan setiap 4 minggu berdasarkan respons klinis pasien menjadi 8 mg/kgBB. Dosis maksimal tidak boleh melebihi 800 mg[1,2,6,7]
- Subkutan diberikan dengan dosis 162 mg setiap minggu[6,7]
Giant Cell Arteritis
Terapi giant cell arteritis (GCA) menggunakan tocilizumab secara subkutan dan tidak disarankan melalui intravena. Dosis tocilizumab subkutan pada orang dewasa dengan penyakit ini adalah 162 mg/minggu. Pemberian bersamaan dengan kortikosteroid dapat dipertimbangkan.[6,7]
Systemic Juvenile Idiopathic Arthritis
Tocilizumab dapat diberikan pada anak berusia 2 tahun ke atas yang menderita systemic juvenile idiopathic arthritis. Obat ini diberikan secara intravena melalui infus selama 1 jam, 1 kali seminggu. Dosis tocilizumab pada systemic juvenile idiopathic arthritis adalah sebagai berikut:
- Anak dengan berat badan <30 kg dengan dosis 12 mg/kgBB
- Anak dengan berat badan ≥30 kg dengan dosis 8 mg/kgBB[1,6,7]
Polyarticular Juvenile Idiopathic Arthritis
Tocilizumab juga diindikasikan pada polyarticular juvenile idiopathic arthritis pada anak yang berusia 2 tahun ke atas. Tocilizumab diadministrasikan secara intravena melalui infus selama 1 jam, 1 kali seminggu. Dosis tocilizumab pada PJIA adalah sebagai berikut:
- Anak dengan berat badan <30 kg dengan dosis 10 mg/kgBB
- Anak dengan berat badan ≥30 kg dengan dosis 8 mg/kgBB[6–9]
Cytokine Release Syndrome
Tocilizumab sebagai terapi cytokine release syndrome (CRS) diberikan secara intravena. Terapi dapat diberikan secara monoterapi atau dikombinasikan dengan kortikosteroid, baik pada pasien dewasa maupun anak.[2,6]
Dewasa
Tocilizumab diberikan secara intravena dengan dosis awal 8 mg/kgBB. Jika tidak terdapat perbaikan gejala dan klinis, pemberian dapat diulangi hingga 3 tambahan dosis dengan interval 8 jam setiap dosis.[4,6]
Anak-Anak
Tocilizumab hanya dapat diberikan pada anak berusia 2 tahun ke atas. Obat ini diberikan dalam dosis tunggal secara intravena dengan dosis disesuaikan berdasarkan berat badannya, yaitu:
- Anak dengan berat badan <30 kg dengan dosis 12 mg/kg
- Anak dengan berat badan ≥30 kg dengan dosis 8 mg/kg IV
Apabila belum terdapat perbaikan gejala dan CRS masih berlangsung, dapat diberikan dosis tambahan hingga 3 kali dengan interval 8 jam antardosis. Dosis maksimal tidak boleh melebihi 800 mg.[2,6]
COVID-19
Tocilizumab sempat secara luas digunakan saat pandemi COVID-19 dan mendapat emergency use authorization (EUA) dari FDA. Izin tocilizumab adalah untuk COVID-19 dewasa dan anak berusia ≥2 tahun, yang mendapat terapi kortikosteroid sistemik dan membutuhkan suplementasi oksigen, ventilasi mekanik noninvasif, atau extracorporeal membrane oxygenation (ECMO).
Akan tetapi, beberapa studi tidak menemukan superioritas tocilizumab pada infeksi COVID-19 berat untuk menurunkan mortalitas. Tocilizumab tidak diizinkan untuk diberikan pada pasien COVID-19 yang berobat jalan.[3,4,13]
Dosis direkomendasikan untuk COVID-19 adalah 400 mg (4–8 mg/kgBB). Jika belum ada perbaikan klinis, pemberian tocilizumab dapat diulang dalam 12 jam setelahnya dengan dosis yang sama. Tocilizumab maksimal diberikan sebanyak 2 kali dan setiap dosis pemberian tidak boleh melebihi 800 mg.[3–5]
Sebuah uji klinis fase III yang dilakukan oleh Salama et al meneliti 389 pasien COVID-19 tanpa ventilasi mekanik. Sebanyak 249 pasien mendapatkan tocilizumab (8 mg/kgBB secara intravena) dan 128 pasien mendapatkan plasebo, di samping pemberian standar terapi.
Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat penurunan persentase kumulatif terhadap kebutuhan ventilasi mekanik atau kematian dalam 28 hari pada pasien yang mendapatkan tocilizumab. Akan tetapi, tidak terdapat perbaikan pada tingkat kesintasan.[5]
Populasi Khusus
Pemberian dosis tocilizumab pada populasi khusus harus secara hati-hati, khususnya pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hepar, serta pasien dengan jumlah neutrofil dan trombosit yang abnormal.[1,2,6]
Gangguan Fungsi Ginjal
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal ringan hingga sedang dengan estimated glomerular filtration rate (eGFR) ≥30 mL/min tidak memerlukan penyesuaian dosis. Belum terdapat studi tentang tocilizumab pada pasien yang memiliki fungsi ginjal rendah dengan eGFR <30 mL/min, sehingga efikasi dan keamanannya tidak dapat dipastikan.[2,6]
Gangguan Fungsi Hepar
Tocilizumab tidak disarankan digunakan pada pasien dengan penyakit liver aktif atau memiliki gangguan fungsi hepar.[2,6]
Pada pasien rheumatoid arthritis dan giant cell arteritis yang memiliki enzim hepar abnormal, harus dipertimbangkan penyesuaian dosis yang berdasarkan peningkatan enzim hepar (SGOT/SGPT), seperti berikut ini:
- Meningkat 1–3 kali nilai normal, turunkan dosis tocilizumab intravena menjadi 4 mg/kgBB atau hentikan sementara hingga enzim hepar kembali normal, lalu mulai kembali dengan dosis 4 mg/kgBB yang ditingkatkan sesuai dengan klinis pasien. Pada pasien yang menerima injeksi subkutan, terapi dapat diturunkan atau dihentikan sementara hingga enzim hepar kembali normal
- Meningkat 3–5 kali nilai normal, hentikan terapi sementara sampai peningkatan enzim hepar minimal <3 kali dari nilai normal. Setelah itu, ikuti rekomendasi pada peningkatan 1–3 x nilai normal
- Meningkat >5x nilai normal, hentikan penggunaan tocilizumab[6,9]
Neutropenia
Penggunaan tocilizumab harus hati-hati pada pasien dengan neutropenia atau abnormal absolute neutrophil count (ANC). Sesuai tocilizumab seperti berikut ini:
- ANC >1.000 sel/mm3, pertahankan dosis tocilizumab
- ANC 500–1.000 sel/mm3, pertahankan dosis hingga ANC >1000 sel/mm3, lalu mulai kembali dosis tocilizumab intravena 4 mg/kg dan tingkatkan menjadi 8 mg/kg sesuai klinis pasien; atau mulai dosis tocilizumab subkutan dengan dosis 162 mg/minggu dan tingkatkan dosis sesuai klinis pasien
- ANC <500 sel/mm3, hentikan pemberian tocilizumab[6,9]
Trombositopenia
Dalam terapi rheumatoid arthritis dan giant cell arteritis, pemberian tocilizumab juga perlu mempertimbangkan kondisi trombositopenia dengan penyesuaian seperti berikut ini:
- Trombosit 50.000–100.000 sel/mm3. pertahankan dosis hingga trombosit >100.000 sel/mm3, lalu mulai kembali dosis tocilizumab intravena 4 mg/kgBB dan tingkatkan menjadi 8 mg/kgBB sesuai klinis pasien; atau berikan tocilizumab subkutan 162 mg/minggu dan tingkatkan dosis sesuai klinis pasien
- Trombosit <50.000 sel/mm3, hentikan terapi tocilizumab[6,9]
Profil Lipid Abnormal
Profil lipid yang menjadi perhatian klinisi adalah lipid total, HDL, LDL dan trigliserida. Peningkatan profil lipid dapat terjadi setelah pemberian tocilizumab. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian obat antihiperlipidemia, seperti golongan statin atau fibrat.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli