Efek Samping dan Interaksi Obat Cyclosporine
Efek samping dan interaksi obat cyclosporine atau siklosporin dapat berupa hipertensi ringan hingga sedang, hepatotoksisitas, dan nefrotoksisitas. Cyclosporine dapat berinteraksi dengan berbagai obat, tetapi interaksi yang berpotensi fatal adalah penggunaan bersama dengan aminoglikosida, amphotericin B, ciprofloxacin, kolkisin, kotrimoksazol, dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Interaksi obat ini dapat meningkatkan risiko nefrotoksisitas.[4]
Efek Samping
Beberapa efek samping dari cyclosporine pada sistem kardiovaskular adalah hipertensi dan aritmia. Pada ginjal, cyclosporine dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi ginjal akibat peningkatan tonus arteri glomerulus aferen; dan peningkatan kadar kreatinin serum dan penurunan klirens kreatinin.
Selain itu, cyclosporine juga dapat menyebabkan efek samping seperti dislipidemia, hipomagnesemia, hiperkalemia, ginekomastia, hipertrikosis. Neurotoksisitas berupa kejang dapat terjadi terutama jika dikombinasikan dengan methylprednisolone dosis tinggi. Ensefalopati, ansietas, sakit kepala, dan demam juga merupakan efek neurotoksitas yang dapat terjadi.
Konsumsi cyclosporine dinilai dapat meningkatkan risiko keganasan kulit dan limfoproliferatif pada pasien psoriasis, meningkatkan risiko limfoma maligna, meningkatkan risiko infeksi dan kadar sitokin inflamatori.[10]
Interaksi Obat
Interaksi cyclosporine yang perlu diwaspadai adalah risiko disfungsi ginjal jika digunakan bersamaan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) akibat gangguan pengaturan hidrasi.
Cyclosporine dimetabolisme oleh isoenzim CYP3A4 yang merupakan substrat multidrug efflux transporter P-glycoprotein. Beberapa senyawa dapat meningkatkan atau menurunkan konsentrasi cyclosporine dalam darah melalui penghambatan atau induksi CYP3A4 atau transporter P-glikoprotein. Senyawa yang mengurangi penyerapan cyclosporine seperti orlistat harus dihindari.
Peningkatan Risiko Disfungsi Ginjal
Risiko disfungsi ginjal akan meningkat jika cyclosporine diberikan bersama dengan :
- Antibiotik: ciprofloxacin, gentamicin, tobramycin, vancomycin, kotrimoksazol
- Antineoplastik: melphalan
- Antifungal: amphotericin B, ketoconazole
- Antiinflamasi: kolkisin, diklofenak, naproxen
- Gastrointestinal: cimetidine, ranitidin
- Imunosupresan: tacrolimus
- Obat lain: fenofibrate, methotrexate
Meningkatkan Konsentrasi Obat
Peningkatan konsentrasi obat akan terjadi jika cyclosporine diberikan dengan :
-
Calcium channel blocker: diltiazem, nikardipin, verapamil
- Antifungal: fluconazole, itraconazole, ketoconazole
- Antibiotik: azithromycin, clarithromycin, erythromycin
- Glukokortikoid: methylprednisolone
- Obat lain: allopurinol, amiodarone, kolkisin, metoklopramid, kontrasepsi oral
Menurunkan Konsentrasi Obat
Penurunan konsentrasi obat terjadi jika cyclosporine digunakan bersama dengan :
- Antibiotik: rifampicin
- Antikonvulsa: carbamazepine, phenobarbital, phenytoin
- Obat lain: orlistat, terbinafine, ticlopidine
Meningkatkan Risiko Efek Samping Obat Lain
Cyclosporine menurunkan klirens beberapa obat seperti kolkisin, prednisolone, obat golongan statin, aliskiren, bosentan, dabigatran, repaglinide, obat golongan OAINS, dan etoposide. Cyclosporine juga menurunkan efikasi dari vaksin.[6]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja