Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Dexamethasone
Berdasarkan kategori Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, penggunaan dexamethasone pada kehamilan masuk dalam kategori C untuk sediaan tetes mata, dan kategori D untuk sediaan oral dan injeksi. Penggunaan pada ibu menyusui tidak direkomendasikan karena dexamethasone dapat diekskresikan melalui air susu ibu (ASI).[2,4,7]
Kehamilan
Penggunaan dexamethasone sediaan tetes mata masuk dalam Kategori C menurut FDA. Artinya, studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[4,7]
Sediaan per oral dan injeksi masuk dalam Kategori D, artinya ada bukti mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diperoleh lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa. Beberapa penelitian telah mengkaji manfaat pemberian kortikosteroid antenatal untuk pematangan paru janin preterm.[4,7]
Menurut Therapeutic Goods Administration (TGA) Australia, dexamethasone termasuk kategori A. Obat dalam kategori A merupakan obat-obatan yang kerap dikonsumsi oleh wanita hamil dan wanita usia produktif, tanpa adanya bukti peningkatan frekuensi terjadinya malformasi, maupun efek membahayakan/harmful, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap janin.[11]
Pemberian Dexamethasone Antenatal
Pedoman tahun 2022 dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG), menyatakan pemberian kortikosteroid 7 hari sebelum kelahiran preterm dapat menurunkan angka kematian perinatal dan neonatal, serta kejadian respiratory distress syndrome.
Dosis yang direkomendasikan adalah dexamethasone fosfat intramuskular 24 mg. Pemberian dapat dilakukan dalam 2 dosis, masing-masing 12 mg, dengan jeda waktu 24 jam, atau 4 dosis, masing-masing 6 mg, dengan jeda waktu 12 jam. Penggunaan dexamethasone menyebabkan angka kejadian perdarahan intraventrikular yang lebih rendah, bila dibandingkan betametasone.
Pemberian kortikosteroid antenatal dapat dipertimbangkan pada wanita dengan usia gestasi 24–34 minggu dengan dugaan kelahiran preterm, misalnya karena ketuban pecah dini prematur, atau kelahiran preterm yang direncanakan. Selain itu, pemberian juga mungkin diperlukan pada wanita dengan gestasi multipel yang diprediksi akan melahirkan preterm.
Pemberian dosis pertama kortikosteroid dalam 48 jam sebelum kelahiran terbukti menurunkan kematian neonatus. Manfaat ini juga dapat dilihat pada pemberian 24 jam setelah kelahiran, dan pemberian kortikosteroid antenatal juga sebaiknya dilakukan jika bayi diprediksi akan lahir dalam 24 jam.[17]
Ibu Menyusui
Dexamethasone sistemik diekskresikan melalui ASI, sehingga tidak direkomendasikan pada ibu menyusui. Penggunaan dexamethasone sistemik selama menyusui dapat menyebabkan supresi pertumbuhan dan mengganggu produksi kortikosteroid endogen pada bayi. Dexamethasone tetes mata belum terbukti diekskresikan melalui ASI. Meskipun demikian, sediaan tetes mata juga tidak disarankan untuk ibu menyusui.[2,6,12]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra