Indikasi dan Dosis Ethinylestradiol
Indikasi ethinylestradiol atau etinilestradiol adalah untuk kontrasepsi oral, terapi pengganti hormon pada wanita menopause, terapi paliatif pada karsinoma payudara dan prostat, serta hipogonadisme wanita. Dosis pemberian ethinylestradiol berbeda-beda tergantung pada indikasi pemberian obat ini.[4]
Kontrasepsi Oral Kombinasi
Sebagai komponen estrogen pada kontrasepsi kombinasi oral, ethinylestradiol 20–40 μg/hari diberikan peroral 1 tablet/hari pada jam yang sama. Bila terlambat 12 jam minum pil, daya kontrasepsi bisa berkurang.[10,11]
Pak pertama dimulai pada hari pertama siklus haid. Bila terlambat memulai, gunakan kontrasepsi tambahan selama 7 hari pertama.
- Sediaan monofasik 21 tablet: setelah selesai satu pak, berikan interval 7 hari sebelum memulai pak yang baru
- Sediaan monofasik 28 tablet: setelah selesai satu pak, langsung lanjutkan pak yang baru
- Sediaan trifasik: mulai dengan tablet berjumlah 6 di hari pertama siklus haid[10]
Terapi Gejala Pasca Menopause
Pada wanita menopause, ethinylestradiol diberikan peroral dengan dosis 10–50 μg/hari, setiap hari selama 21 hari. Kemudian, dosis diulang setelah 7 hari bebas tablet. Pada wanita tanpa uterus tidak disarankan untuk menambah progesteron, sedangkan wanita dengan uterus dapat diberikan kombinasi progestogen selama 12‒14 hari per siklus.[4]
Ethinylestradiol pada wanita menopause digunakan sebagai terapi sulih hormon, dalam penanganan gejala vasomotor dan sindrom genitourinaria.[12]
Pencegahan Osteoporosis pada Wanita Pasca Menopause
Ethinylestradiol juga dapat digunakan untuk mencegah osteoporosis, dengan dosis 10–50 μg/hari selama 21 hari. Pemberian ethinylestradiol diulang 7 hari kemudian, setelah tidak mengonsumsi kontrasepsi oral.[3,13]
Dosis ulang diberikan kombinasi progestogen selama 12‒14 hari per siklus. Namun, progestogen tidak dapat diberikan pada wanita tanpa uterus.[3,13]
Hipogonadisme Wanita
Pada wanita dewasa dengan hipogonadisme, diberikan ethinylestradiol sebesar 10–50 μg/hari dalam regimen siklik, diberikan secara oral.[3,13]
Hipogonadisme terjadi saat kelenjar gonad, ovarium pada wanita dan testis pada pria, tidak atau hanya sedikit menghasilkan hormon seksual. Ethinylestradiol yang merupakan estrogen sintetik, yang bekerja hampir serupa dengan estrogen alami dalam tubuh, dapat digunakan untuk hipogonadisme pada wanita.[2]
Perawatan Paliatif Kanker Payudara pada Wanita Pasca Menopause
Penderita kanker payudara yang telah menopause dapat diberikan ethinylestradiol dosis tinggi sebagai perawatan paliatif. Dosis yang diberikan 0,1–1 mg, 3 kali sehari, peroral.[3]
Uji klinis acak pada tahun 2009 mendapatkan bahwa wanita dengan kanker payudara stadium lanjut dan resistansi terhadap inhibitor aromatase yang mendapat ethinylestradiol 6 mg/hari memberikan tingkat manfaat klinis yang sama dengan pemberian 30 mg/hari, dengan efek samping serius yang lebih sedikit.[14]
Estrogen pada umumnya menstimulasi progresi kanker payudara yang memiliki reseptor estrogen positif. Namun, estrogen dalam dosis tinggi dapat mensupresi pertumbuhan kanker payudara melalui mekanisme yang belum diketahui.[4]
Perawatan Paliatif Kanker Prostat
Pada pria dewasa dengan kanker prostat, diberikan ethinylestradiol sebesar 150–1.500 μg/hari, peroral.[3]
Ethinylestradiol dapat menghambat 5-alfa reduktase pada jaringan epididimis, sehingga akan menekan kadar testosteron dan memperlambat progresivitas kanker prostat.[2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini