Efek Samping dan Interaksi Obat Metildopa
Efek samping metildopa atau methyldopa terjadi pada berbagai sistem organ, misalnya hipotensi, bradikardia, mual, dan hiperprolaktinemia. Obat ini dapat berinteraksi secara fatal dengan lithium dan monoamine oxidase inhibitor atau MAOI.
Efek Samping
Efek samping metildopa dapat timbul di berbagai sistem tubuh, antara lain:
- Kardiovaskular: hipotensi ortostatik, bradikardia
- Gastrointestinal: pankreatitis, kolitis, mual, muntah, diare, konstipasi, distensi abdomen, mulut kering, serta gangguan hati seperti hepatitis dan ikterus
- Endokrin: hiperprolaktinemia, amenorea, ginekomastia, impotensi
- Hematologi: leukopenia, granulositopenia, trombositopenia, anemia hemolitik
- Neuropsikiatri: parkinsonisme, Bell’s palsy, gerakan involunter koreoatetosis, insufisiensi serebrovaskular, depresi, parestesia, serta gangguan psikis seperti psikosis ringan dan mimpi buruk
- Muskuloskeletal: arthralgia, myalgia
- Kulit: ruam akibat hipersensitivitas hingga toxic epidermal necrolysis[1,3,8]
Interaksi Obat
Penggunaan metildopa bersama obat tertentu dapat meningkatkan efeknya sebagai antihipertensi atau justru menurunkan efeknya.
Meningkatkan Efek Obat
Penggunaan metildopa dengan antihipertensi lain seperti captopril, diuretik (contohnya furosemide), barbiturat, phosphodiesterase 5-inhibitor, analog prostasiklin, dan juga levodopa dapat meningkatkan efek hipotensi. Dokter harus berhati-hati.
Bila metildopa digunakan dengan ivabradine dan ceritinib, pasien mengalami kenaikan risiko bradikardia. Metildopa juga bisa meningkatkan efek toksik lithium dan monoamine oxidase inhibitor (MAOI).[11]
Menurunkan Efek Obat
Obat antidepresan trisiklik, phenothiazine, methylphenidate, serotonin/norepinephrine reuptake inhibitors, dan amfetamin dapat menurunkan efek antihipertensi metildopa. Selain itu, interaksi metildopa dengan ferrous sulfate dan multivitamin tertentu juga bisa menurunkan konsentrasi obat.[11]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur