Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Amilorid
Penggunaan amilorid dalam kehamilan masuk dalam FDA kategori B. Penggunaan pada pasien menyusui tidak direkomendasikan.[2,3]
Penggunaan pada Kehamilan
FDA memasukkan penggunaan amilorid pada kehamilan dalam kategori B. Artinya, studi reproduksi pada hewan menunjukkan efek buruk pada fetus dan belum ada cukup bukti ilmiah pada fetus manusia.[2,3]
Sementara itu, TGA memasukkan amilorid dalam kategori C. Artinya obat dapat berdampak buruk pada fetus atau neonatus manusia, namun dampak ini bersifat reversibel dan tidak menyebabkan malformasi.[7]
Penggunaan diuretik pada kehamilan umumnya dihindari karena kemungkinan penurunan volume dan hipoperfusi uteroplasenta. Namun, beberapa laporan kasus melaporkan penggunaan amilorid pada kehamilan dengan sindrom Liddle.
Meskipun hanya sedikit kasus sindrom Liddle pada kehamilan yang dilaporkan, beberapa laporan kasus menyebutkan adanya efek berupa hambatan pertumbuhan janin dan preeklampsia. Belum diketahui jelas apakah efek ini merupakan akibat langsung dari penggunaan amilorid atau tidak. Belum ada bukti ilmiah yang adekuat untuk memastikan keamanan amilorid pada kehamilan.[8]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Amilorid dikeluarkan ke air susu pada studi hewan, sedangkan ekskresinya pada ASI manusia belum diketahui. Secara umum, penggunaan obat ini tidak disarankan pada ibu menyusui dan terapi alternatif umumnya lebih disukai. Jika ibu hamil dengan hipertensi harus menggunakan amilorid, pertimbangkan rasio manfaat dan risiko pada ibu dan janin.[3,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Ria