Penggunaan pada Kehamilan dan Menyusui Captopril
Penggunaan captopril pada kehamilan masuk dalam kategori D berdasarkan Food and Drugs Administration. Penggunaan captopril saat menyusui tidak direkomendasikan, khususnya pada bayi prematur.
Penggunaan pada Kehamilan
Food and Drugs Administration (FDA) memasukkan captopril dalam kategori D. Artinya, ada laporan efek samping pada fetus manusia berdasarkan data investigasi, laporan kejadian/kasus, dan bukti ilmiah. Uji klinis captopril pada hewan percobaan telah menunjukkan toksisitas pada fetus.[2,9]
Therapeutic Goods Administration (TGA) juga memberikan kategori D untuk captopril pada wanita hamil, dengan pertimbangan bahwa obat captopril dapat menyebabkan peningkatan insiden malformasi fetus pada manusia, atau kerusakan yang ireversibel.[10]
Penggunaan obat-obatan yang bekerja pada renin angiotensin system (RAS), termasuk captopril dan candesartan, pada kehamilan trimester 2 dan 3 dapat menyebabkan morbiditas pada janin, antara lain hipotensi, neonatal skull hypoplasia, anuria, gagal ginjal, dan mortalitas. Hentikan penggunaan captopril begitu pasien mengetahui adanya kehamilan.[9,11]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Meskipun ekskresi captopril ke air susu ibu hanya sekitar 1% dari konsentrasi obat yang beredar dalam darah ibu. Namun, mengingat potensi efek samping obat yang serius, mungkin perlu dipertimbangkan untuk menghentikan pemberian obat atau berhenti menyusui.
Pengambilan keputusan harus mempertimbangkan manfaat obat tersebut bagi pasien. Penggunaan captopril tidak direkomendasikan pada bayi prematur. Namun, jika bayi sudah lebih besar maka captopril dapat digunakan bila benar-benar dibutuhkan.[3,9]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra