Indikasi dan Dosis Enalapril
Indikasi enalapril adalah untuk penatalaksanaan hipertensi dan gagal jantung. Dosis enalapril disesuaikan dengan usia pasien. Selain itu, dosis juga harus disesuaikan dengan kondisi medis yang mungkin dimiliki pasien, misalnya gangguan fungsi ginjal.
Dewasa
Enalapril dapat menurunkan tekanan darah serta menurunkan mortalitas dan angka rehospitalization pada pasien gagal jantung dengan disfungsi ventrikel kiri.[1,16]
Hipertensi
Pada kasus hipertensi, sediaan oral enalapril dapat diberikan dengan dosis awal 5 mg sebanyak 1 kali sehari. Kemudian, dosis pemeliharaan 10–20 mg diberikan 1 kali sehari hingga maksimal mencapai 40 mg/hari pada kasus yang berat. Dosis perlu disesuaikan secara individu tergantung dengan profil pasien dan respons tekanan darah pasien.
Administrasi enalapril secara intravena dapat dilakukan dengan dosis 1,25 mg setiap 6 jam sekali, melalui infus lambat selama 5 menit.[14,15]
Gagal Jantung
Pada kasus gagal jantung, enalapril tablet dapat diinisiasi dengan dosis 2,5 mg sekali sehari, kemudian dapat ditingkatkan hingga 20 mg/hari dalam dosis tunggal atau dibagi dalam dua dosis. Titrasi sesuai respons pasien dalam jangka 2–4 minggu.[13,14]
Geriatri
Pada orang lanjut usia, baik untuk tata laksana hipertensi maupun gagal jantung, dosis awal enalapril dimulai dengan konsentrasi yang lebih rendah, yaitu 2,5 mg. Setelah itu, dosis disesuaikan dengan toleransi dan respons tekanan darah pasien.[14]
Anak-anak
Enalapril dapat digunakan untuk tata laksana hipertensi pada anak. Dosis awal sediaan peroral yang dianjurkan adalah 0,08 mg/kg/hari (maksimal 5 mg/hari) dengan frekuensi sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan dalam 2 minggu tergantung pada respons tekanan darah pasien (tidak melebihi 0,58/kg/hari atau maksimal 40 mg/hari).[1,13]
Penggunaan pada Populasi Khusus
Penyesuaian dosis perlu dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan pada pasien yang sebelumnya menggunakan diuretik.
Gangguan Fungsi Ginjal
Dosis normal enalapril yang tersebut di atas adalah untuk pasien yang memiliki fungsi ginjal dengan klirens kreatinin ≥30 mL/menit. Pada pasien dengan gangguan ginjal (klirens kreatinin <30 mL/menit), dosis awal adalah 2,5 mg sekali sehari.
Pada pasien yang menjalani hemodialisis, dosis awal 2,5 mg diberikan pada hari pasien melakukan hemodialisis. Dosis dapat dinaikkan secara bertahap hingga tekanan darah terkontrol atau hingga dosis maksimal 40 mg/hari.[1,14]
Untuk pemberian secara intravena pada pasien dengan klirens kreatinin <30 mL/menit atau pada pasien hemodialisis, dosis dapat dimulai sebanyak 0,625 mg dalam durasi 5 menit hingga 1 jam. Jika 1 jam setelah administrasi belum ada respons yang cukup, dosis 0,625 mg dapat diulang. Jika dosis tersebut dapat ditoleransi dengan baik, dosis 1,25 mg dapat diberikan setiap 6 jam.[14,15]
Dosis konversi ke sediaan oral yang dianjurkan adalah 5 mg pada pasien dengan klirens kreatinin ≥30 mL/menit dan 2,5 mg pada pasien dengan klirens kreatinin 2,5 mg. Dosis diberikan sekali sehari sebagai dosis inisiasi.[1,15]
Pengguna Diuretik
Pada pasien yang menggunakan diuretik, hipotensi dapat terjadi saat pemberian dosis inisiasi enalapril. Untuk mengurangi efek samping ini, jika memungkinkan, terapi diuretik dihentikan sementara selama 2–3 hari sebelum inisiasi enalapril.
Jika diuretik tidak dapat dihentikan, dosis enalapril inisiasi yang dianjurkan adalah 2,5 mg sekali sehari dan disertai observasi selama 2 jam untuk melihat respons tekanan darah. Observasi dilanjutkan hingga 1 jam setelah tekanan darah stabil.[1]