Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Benzoyl Peroxide
Penggunaan benzoyl peroxide pada ibu hamil masuk ke dalam kategori C oleh FDA. Pada ibu menyusui, belum diketahui apakah benzoyl peroxide dikeluarkan ke ASI.[4,7]
Penggunaan pada Kehamilan
FDA memasukan benzoyl peroxide ke dalam kategori C, yang berarti studi pada hewan menunjukkan risiko pada janin, tetapi belum ada studi pada manusia. Penggunaan hanya dianjurkan bila manfaat yang diperoleh ibu atau janin melebihi risiko yang mungkin timbul.[4]
Berdasarkan TGA, kategori keamanan penggunaan benzoyl peroxide berbeda-beda bila dikombinasikan dengan komponen obat lainnya. Formulasi kombinasi benzoyl peroxide dan adapalene dimasukkan dalam kategori D. Artinya obat ini diduga telah atau telah menimbulkan insidensi malformasi janin manusia dengan kerusakan yang terjadi tidak dapat dipulihkan.
Di sisi lain, formulasi kombinasi dengan clindamycin masuk dalam kategori A, yang artinya obat telah dikonsumsi oleh sejumlah besar wanita hamil, dan wanita usia reproduktif tanpa menyebabkan malformasi atau efek berbahaya langsung maupun tidak langsung pada janin.[6]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Belum diketahui apakah benzoyl peroxide dikeluarkan ke ASI. Meski demikian, karena hanya sekitar 5% obat yang diserap setelah aplikasi topikal, risiko pada bayi dianggap rendah. Jika ibu menyusui memakai benzoyl peroxide, pastikan kulit bayi tidak bersentuhan langsung dengan area kulit yang diberi obat. Hanya produk krim atau gel yang dapat larut dengan air yang boleh dioleskan ke payudara, karena salep dapat membuat bayi terpapar parafin mineral kadar tinggi.[7]