Kontraindikasi dan Peringatan Acetazolamide
Penggunaan acetazolamide kontraindikasi pada berbagai kondisi medis, misalnya pasien dengan asidosis hiperkloremik dan insufisiensi adrenokortikal. Peringatan diperlukan jika acetazolamide diberikan pada pasien yang mendapat aspirin dosis tinggi karena terdapat potensi interaksi fatal meskipun kasusnya jarang,[1,6]
Kontraindikasi
Acetazolamide kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap sulfonamid. Meskipun kasusnya jarang, dapat timbul reaksi fatal yang mencakup sindrom Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis, nekrosis hati fulminan, agranulositosis, anemia aplastik, dan diskrasia darah lainnya. Hentikan penggunaan obat ini jika tanda-tanda hipersensitivitas atau reaksi serius lain muncul.
Acetazolamide juga dikontraindikasikan pada pasien dengan deplesi natrium atau kalium, kegagalan kelenjar suprarenal, asidosis hiperkloremik, sirosis hati, dan insufisiensi adrenokortikal. Kontraindikasi lain adalah penggunaan jangka panjang pada glaukoma sudut tertutup non-kongestif kronis. Obat ini juga sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan gangguan ginjal dan hati yang berat.[1,6-8]
Peringatan
Diuretik seperti acetazolamide dapat mengalkalinisasi urine. Secara teoritis, efek ini akan membatasi kegunaan methenamine sebagai agen antiinfeksi saluran kemih.
Penggunaan acetazolamide dengan aspirin dosis tinggi memerlukan perhatian khusus. Penggunaan kedua obat ini secara bersamaan telah dilaporkan menyebabkan anoreksia, takipnea, lesu, koma, dan kematian.
Peningkatan dosis acetazolamide tidak akan meningkatkan efek diuresis. Di lain pihak, peningkatan dosis dapat meningkatkan risiko efek samping parestesia dan mengantuk.
Acetazolamide merupakan derivat sulfonamid. Oleh karenanya, obat ini tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi terhadap sulfonamid.
Overdosis
Pasien dengan overdosis acetazolamide menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, termasuk haus, lesu, konfusi, turgor kulit yang buruk, dan waktu pengisian kapiler yang memanjang. Pasien juga dapat mengalami gangguan keseimbangan elektrolit termasuk hiponatremia, hipokalemia, dan asidosis metabolik yang kemudian menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, kelainan elektrokardiografi, dan aritmia. Acetazolamide juga dapat mengendap di tubulus ginjal yang menghasilkan batu ginjal dan menimbulkan kolik.
Pada pasien geriatri, asidosis metabolik kronis dapat menyebabkan hiperventilasi yang meningkatkan resistensi pembuluh darah paru dan menurunkan fungsi ventrikel kiri. Hal ini dapat berakibat fatal pada pasien yang mengonsumsi penyekat beta seperti propranolol atau calcium channel blocker seperti amlodipine.[1,6-8]
Penulisan pertama: dr. Intan Ekarulita