Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Acetazolamide
Penggunaan acetazolamide pada kehamilan dan menyusui tidak direkomendasikan. FDA memasukkan acetazolamide dalam Kategori C untuk penggunaan pada kehamilan. Sementara itu, data pada ibu menyusui menunjukkan bahwa acetazolamide dikeluarkan pada ASI.[9,11,12]
Penggunaan pada Kehamilan
FDA memasukkan penggunaan acetazolamide pada wanita hamil dalam kategori C. Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[7,8]
Sementara itu, TGA memasukkan acetazolamide dalam Kategori B3. Jumlah pasien hamil dan menyusui yang mengonsumsi obat tersebut masih terbatas. Observasi pada pasien-pasien tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau risiko lain terhadap janin.[11]
Penelitian pada hewan tikus, hamster, dan kelinci menunjukkan efek teratogenik dari acetazolamide berupa defek pada ekstremitas. Meski begitu, belum ada uji klinis terkontrol pada wanita hamil.[13]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Acetazolamide digunakan dalam pengelolaan glaukoma dan altitude sickness. Penggunaan off label antara lain untuk gagal jantung kongestif dan epilepsi.
Dosis ibu acetazolamide hingga 1000 mg per hari diduga menghasilkan kadar rendah dalam ASI dan diperkirakan tidak menyebabkan efek samping pada bayi yang disusui. Dalam sebuah laporan dimana seorang wanita 6 hari pascapersalinan mendapat acetazolamide 500 mg dua kali sehari, ditemukan kadar pada ASI berkisar antara 1,3 hingga 2,1 mg/L dari 1 hingga 9 jam setelah dosis. Bayi yang menyusu diperkirakan menerima dosis harian 0,6 mg.[12]
Penulisan pertama: dr. Intan Ekarulita