Farmakologi Latanoprost Tetes Mata
Farmakologi latanoprost adalah sebagai obat antiglaukoma analog Prostaglandin F2 alfa. Obat ini memiliki keunggulan berupa absorpsi sistemik yang minimal, sehingga lebih kurang menimbulkan efek samping sistemik dibandingkan obat antiglaukoma lain seperti timolol.[2,4,5,7]
Farmakodinamik
Latanoprost adalah analog prostaglandin F2 alfa. Latanoprost meningkatkan aliran keluar uveoskleral sehingga terjadi penurunan tekanan intraokular pada kasus glaukoma. Peningkatan aliran keluar uveoskleral diduga terjadi akibat efek remodeling matriks ekstraseluler dan regulasi matriks metaloproteinase. Tindakan ini menghasilkan permeabilitas jaringan yang lebih tinggi yang kemungkinan mengubah resistensi aliran keluar atau kecepatan aliran keluar humor akuous.[2,3,7]
Farmakokinetik
Latanoprost diabsorpsi minimal secara sistemik. Profil farmakokinetik ini membuat latanoprost lebih kurang menyebabkan efek samping sistemik dibandingkan antiglaukoma lain.[3,5]
Absorpsi
Latanoprost diabsorpsi secara cepat di kornea sebagai prodrug isopropil ester dan kemudian diaktivasi melalui proses hidrolisis. Sebagian kecil obat diabsorpsi secara sistemik.
Konsentrasi maksimal latanoprost dalam sirkulasi sistemik tercapai dalam 5 menit dengan kadar 53 pg/ml. Sementara itu, konsentrasi maksimal dalam mata tercapai dalam waktu 2 jam dengan kadar berkisar antara 15-30 ng/ml.[3]
Distribusi
Volume distribusi latanoprost adalah 0,16 ± 0,02 L/kg. Bentuk asam aktif dari latanoprost dapat dideteksi dalam humor akuous setelah 4 jam, sedangkan pada plasma dapat dideteksi setelah 1 jam pemberian oftalmik.[3]
Metabolisme
Bentuk asam aktif bebas akan masuk ke dalam sirkulasi sistemik untuk kemudian dilakukan proses metabolisme oleh hati menjadi metabolit 1,2-dinor dan 1,2,3,4-tetranor melalui oksidasi asam lemak beta.[3,5]
Eliminasi
Eliminasi latanoprost dari plasma darah memiliki waktu paruh 17 menit setelah administrasi dengan pembersihan sistemik memiliki kecepatan 7 ml/menit/kg. Sisa metabolit tersebut akan dieliminasi melalui ginjal dalam bentuk urine (sekitar 88-98%).[3,5]