Formulasi Timolol
Formulasi timolol yang tersedia di Indonesia adalah sediaan topikal dalam bentuk obat tetes mata. Namun, beberapa negara lain juga memiliki timolol dalam bentuk tablet oral, solutio, dan gel. Sediaan topikal mata dipakai untuk menurunkan tekanan intraokular.
Bentuk Sediaan
Timolol yang tersedia di Indonesia hanya berupa tetes mata 0,25% dan 0,5%. Di negara lain, timolol memiliki bentuk sediaan solutio 0,25% dan 0,5%, gel 0,25% dan 0,5%, serta tablet 5 mg, 10 mg, dan 20 mg.[2,6,7]
Cara Penggunaan
Penggunaan timolol tetes mata diawali dengan pencucian tangan. Pasien memiringkan kepala sedikit ke arah belakang dan menarik kelopak mata bawah hingga membentuk kantung kecil. Pasien lalu melihat ke arah atas dan meneteskan obat pada kantung tersebut tanpa menyentuhkan pipet tetes pada mata.
Pasien lalu menutup mata selama 2–3 menit. Hindari berkedip atau menyipitkan mata. Tekan perlahan sudut mata bagian dalam selama 1–2 menit sebelum membuka mata untuk menghindari masuknya cairan pada duktus lakrimalis.
Beri jeda sekitar 5 menit jika dosis yang diperlukan lebih dari satu tetes dan berikan jeda sekitar 10 menit untuk penggunaan obat yang berbeda. Hindari penggunaan lensa kontak ketika mengaplikasikan timolol tetes mata dan tunggu setidaknya 15 menit sebelum menggunakan lensa kontak kembali.[7,15]
Sediaan oral timolol yang berupa tablet dapat dikonsumsi dengan air atau makanan. Jika pasien lupa, anjurkan konsumsi dosis selanjutnya sesuai jadwal. Hindari konsumsi dua dosis dalam waktu berdekatan dengan tujuan mengganti jadwal yang terlupa.[7,13]
Cara Penyimpanan
Timolol tetes mata disimpan dalam suhu 15–30°C, sedangkan sediaan gel disimpan dalam suhu 15-25°C dan sediaan tablet disimpan dalam suhu <40°C. Hindari cahaya dan selalu tutup rapat botol obat. Obat tidak dapat digunakan setelah 4 minggu dalam keadaan terbuka.[5,16]
Kombinasi dengan Obat Lain
Timolol dapat dikombinasikan dengan antiglaukoma lain yang memiliki mekanisme kerja berbeda. Contohnya adalah kombinasi dengan miotik, inhibitor karbonik anhidrase, dan analog prostaglandin:
- Timolol 0,5% dengan pilokarpin 2% atau 4% (agonis kolinergik)
- Timolol 0,5% dengan brimonidine 0,2% (agonis α2 adrenergik)
- Timolol 0,5% dengan brinzolamide 1% (inhibitor karbonik anhidrase)
- Timolol 0,5% dengan dorzolamide 2% (inhibitor karbonik anhidrase)
- Timolol 0,5% dengan latanoprost 0,005% (analog prostaglandin)
- Timolol 0,5% dengan bimatoprost 0,03% (analog prostaglandin)[17]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur