Formulasi Antasida
Formulasi antasida yang tersedia hanyalah dalam bentuk oral, baik berupa tablet ataupun suspensi. Di Indonesia, antasida yang tersedia hanyalah yang mengandung aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida dalam satu sediaan.
Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan antasida yang tersedia di Indonesia adalah:
- Tablet kunyah mengandung:
- Aluminium hidroksida, 200 mg
- Magnesium hidroksida, 200 mg
- Suspensi 60 ml/botol : Per 5 mL, mengandung kombinasi aluminium hidroksida, 200 mg dan magnesium hidroksida 200 mg
Dibandingkan dengan tablet, sediaan suspensi lebih unggul karena terdiri dari partikel-partikel kecil sehingga memiliki luas permukaan yang lebih besar, obat juga jadi terlarut lebih cepat dalam lingkungan asam seperti dalam lambung.
Cara Mengonsumsi
Antasida sebaiknya tidak diberikan sebelum makan. Apabila obat diberikan sewaktu lambung kosong, maka obat akan cepat dikirim ke duodenum. Akibatnya, efek terapi obat akan berkurang, hal ini dikarenakan makanan bertindak sebagai buffer untuk Antasida.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi Antasida sekitar 1─1,5 jam setelah makan, atau sewaktu hendak tidur malam. Hal ini untuk mengurangi efek agresif asam hidroklorida yang diproduksi lambung pada malam hari.
Pada kasus tertentu, dapat diberikan dosis tambahan Antasida sekitar 3─4 jam setelah makan. Hal ini dilakukan, apabila terjadi jarak waktu yang panjang antar sarapan.
Penggunaan Antasida dapat dikonsumsi secara berbasis:
- Tunggal, sebagai pengobatan simtomatik, hanya pada saat terjadi keluhan saja, atau sebagai on demand therapy
- Reguler, yaitu dalam suatu fase pengobatan. Lama fase pengobatan reguler berkisar antara satu hingga 3─4 minggu
Dianjurkan untuk minum cukup air setelah menelan obat Antasida ini. Apabila terlupa dan melewatkan satu dosis obat, maka segera konsumsi satu dosis obat saat itu juga. Abaikan dosis yang tertinggal bila waktu minum obat sudah mendekati jam jadwal selanjutnya. Jangan melipatgandakan dosis yang tertinggal.
Pada penggunaan jangka waktu panjang atau sering, hendaknya dilakukan pemantauan tes fungsi ginjal, deteksi dini efek samping dan tanda-tanda terjadinya interaksi obat, tanda-tanda overdosis obat, serta fungsi jantung pada pasien lanjut usia.
Cara Penyimpanan
Antasida sebaiknya disimpan pada ruangan bersuhu 25 C atau pada kisaran 15─30 C. Tempatkan obat pada lingkungan yang kering. Jangan menyimpan di kamar mandi. Jauhkan dari lingkungan yang lembab, panas, atau sinar matahari, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.[1,3,11]
Kombinasi Dengan Obat Lain
Antasida terkadang dikombinasikan dengan M-Antikolinergik untuk memperpanjang efek obat. Penggunaannya juga sering bersama proton pump inhibitor untuk mengurangi efek destruksi dalam lambung.[1]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri