Pengawasan Klinis Cisapride
Pengawasan klinis pada pasien yang mengonsumsi cisapride penting untuk memantau efektivitas pengobatan dan mencegah potensi efek samping, terutama aritmia jantung. Cisapride adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan motilitas saluran pencernaan, terutama pada kondisi seperti gastroesophageal reflux disease (GERD) dan gastroparesis.[1-3]
Pemantauan Elektrokardiogram (EKG)
Cisapride dapat mempengaruhi interval QT pada EKG. Pemantauan EKG sebelum dan selama terapi dapat membantu mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi pada jantung. Hindari penggunaan bersamaan dengan obat-obat lain yang dapat memperpanjang interval QT untuk mengurangi risiko aritmia.[2]
Evaluasi Gejala Klinis
Perhatikan perubahan gejala utama yang mendasari penggunaan cisapride, seperti peningkatan asam lambung, kesulitan menelan, atau gangguan pencernaan. Catat perubahan frekuensi dan intensitas gejala yang dialami pasien. Jika pasien tidak berespon terhadap terapi, hentikan konsumsi cisapride dan pertimbangkan ulang regimen tata laksana.[2,3]
Evaluasi Efek Samping
Perhatikan kemungkinan efek samping seperti diare, mual, atau gangguan tidur. Jika efek samping yang signifikan muncul, pertimbangkan untuk menyesuaikan dosis atau menghentikan penggunaan obat.
Sebelum penggunaan cisapride, dokter sebaiknya melakukan pemeriksaan fungsi jantung, ginjal, dan elektrolit. Berhati-hati dalam memberikan cisapride pada pasien yang memiliki faktor risiko aritmia dan gangguan elektrolit, seperti pasien yang sudah berusia lanjut atau pasien yang mengonsumsi diuretik.[2,3]
Pemantauan Interaksi Obat
Cisapride memiliki potensi interaksi obat yang luas. Hal ini bisa meningkatkan risiko toksisitas, termasuk aritmia yang fatal. Tinjau secara rutin daftar obat lain yang dikonsumsi pasien untuk mengidentifikasi potensi interaksi obat dengan cisapride.[2]
Pemantauan Fungsi Hati dan Ginjal
Lakukan pemantauan fungsi hati dan ginjal secara periodik, terutama pada pasien dengan riwayat penyakit hati atau ginjal. Pertimbangkan penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi hati atau ginjal.[2]