Kontraindikasi dan Peringatan Famotidine
Kontraindikasi famotidine adalah adanya hipersensitivitas famotidine atau obat golongan antagonis reseptor H2 lain. Peringatan pada penggunaan famotidine yang perlu diingat adalah bahwa respon terhadap famotidine tidak dapat digunakan untuk mengeksklusi kemungkinan adanya keganasan gastrointestinal.[3]
Kontraindikasi
Kontraindikasi famotidine adalah hipersensitivitas terhadap famotidine. Selain itu, famotidine tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap antagonis reseptor H2 lain, seperti cimetidine, karena adanya potensi reaksi sensitivitas silang.[9]
Peringatan
Perbaikan gejala setelah penggunaan famotidine tidak dapat menyingkirkan kemungkinan keganasan gaster. Perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk mendeteksi adanya keganasan gaster pada pasien dengan respon terapi suboptimal, atau pada pasien yang kembali mengalami kekambuhan gejala sesaat setelah menyelesaikan terapi.[3,8]
Penggunaan famotidine sebagai pencegahan stress ulcer pada pasien dengan perawatan intensif harus dilakukan dengan hati-hati, terutama pada pasien imunokompromais atau pasien yang terintubasi.[3,9,10]
Pasien dengan insufisiensi renal perlu mendapat penyesuaian dosis serta interval pemberian obat. Insufisiensi renal meningkatkan risiko terjadinya reaksi toksisitas. Pasien lanjut usia juga berisiko mengalami penurunan fungsi ginjal, sehingga perlu mendapat perhatian khusus.[3]
Untuk pasien yang menggunakan famotidine tanpa resep dokter, durasi terapi tidak boleh melebihi 14 hari. Pasien perlu berkonsultasi ke dokter jika sering mengalami nyeri dada, mengi, dada terasa panas, penurunan berat badan tanpa sebab, berkeringat, atau pusing berputar pada penggunaan famotidine tanpa resep dokter. Jika gejala menetap atau memburuk setelah penggunaan famotidine secara bebas, maka penggunaan famotidine sebaiknya dihentikan. Pasien dengan kesulitan menelan, mengalami gejala muntah darah, dan BAB hitam atau berdarah tidak diperbolehkan mengonsumsi famotidine tanpa resep dokter.[9]
Hingga kini, tidak ada masalah khusus pada populasi geriatri yang telah didokumentasikan. Namun, konfusi lebih mungkin terjadi pada pasien usia lanjut yang memiliki gangguan fungsi hati atau ginjal
Leukositosis, leukopenia, neutropenia, pansitopenia, agranulositosis, eosinofilia, abnormalitas laju endap darah (LED), dan trombositopenia telah dilaporkan pada pasien yang mengonsumsi famotidine meskipun frekuensinya sangat jarang. Perubahan protein serum atau konsentrasi kolesterol juga pernah dilaporkan.[1]